Sunday, June 23, 2024

Penerapan Paradigma Kurikulum Merdeka dalam Pendidikan Anak


Saat terima rapor semester lalu, wali kelas Pandu (kelas 2 SD) bercerita bahwa Pandu di kelas beberapa kali berkecil hati karena melihat pencapaian temannya dalam mengerjakan buku kumpulan soal matematika. Padahal sebetulnya Pandu juga melebihi pencapaian teman-temannya yang lain. Oleh karena itu sang guru memberi saran kepada kami, supaya Pandu lebih fokus ke kemampuan dan potensi di bidangnya sendiri, yaitu seni rupa seperti pengamatan beliau.

Saya jadi teringat, sejak bergabung di Sidina Community saya jadi mendalami Kurikulum Merdeka yang mendorong anak-anak Indonesia untuk belajar sesuai minat dan bakatnya juga. Menurut kami pun Pandu juga cukup kuat kemampuan visualnya bahkan bangun ruang 3 dimensi seperti lego. Wali kelas Pandu menyarankan agar Pandu sesekali ikut lomba agar dia bisa merasakan pencapaian di bidang yang ia tekuni karena pilihan sendiri. 


Jadi Mei lalu kami menawarkan Pandu untuk mengikuti lomba robotik beregu dan ternyata dia sangat antusias. Dia dibimbing oleh guru ekstrakurikuler untuk menyiapkan timnya untuk cabang "Merakit Cepat". Bersama rekan satu timnya, Pandu giat berlatih saat kegiatan ekstrakurikuler robotika yang tak pernah ia lewatkan. 

Pada pelaksanaan lomba, meski Pandu tidak mendapat posisi 6 besar tapi dia senang sekali karena berada di urutan ke-7 dari puluhan peserta. Dengan pencapaian tersebut kepercayaan dirinya meningkat karena sudah berprestasi di bidang yang ia pilih dan tekuni sendiri. Meski demikian, ada catatan penting juga bagi Pandu untuk peningkatan dalam berlatih robotika beregu, yaitu kerja sama dan pembagian tugas yang sinergis agar robot bisa lebih cepat disusun. Semoga pengalaman berharga ini bisa menjadi bekal bagi Pandu untuk belajar lagi di kemudian hari.