Tak perlu bertanya pada google apakah
TB bisa disembuhkan karena dalam diri saya pun bisa ditemukan jawabannya. Waktu
kecil saya divonis menderita TB paru-paru oleh dokter spesialis paru. Setelah
setahun menjalani pengobatan dengan meminum puyer racikan sesuai anjuran dokter,
alhamdulillah bisa sembuh. Presiden
RI ke 3, B.J. Habibie, seperti
yang diceritakan dalam film Habibie-Ainun pun pernah menderita TB tulang
pada saat menempuh pendidikan di Jerman, namun akhirnya juga sembuh dan masih
terus berkarya hingga kini.
APAKAH TB?
“TB” adalah kependekan dari tuberculosis, yaitu penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. TB menyebar melalui
udara, ketika penderita TB batuk, berbicara, tertawa, bernyanyi atau bersin. Selain
menyerang paru-paru, TB juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti
ginjal, otak dan tulang. Seseorang yang terinfeksi TB akan menunjukkan
gejala-gejala berikut ini:
-
Batuk
berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
-
Batuk
dapat diikuti gejala tambahan:
o Dahak bercampur darah
o Batuk darah
o Sesak nafas
o Badan lemas
o Nafsu makan menurun
o Berat badan menurun
o
Malaise
o
Berkeringat
di malam hari tanpa kegiatan fisik
o
Demam
meriang lebih dari 1 bulan
Untuk memastikan
seseorang betul-betul terinfeksi TB, atau jika seseorang tinggal bersama
penderita TB, serangkaian proses pemeriksaan perlu dilakukan, seperti pemeriksaan
dahak mikroskopis, tes darah, tes mantoux di kulit, roentgen di lembaga penyedia layanan kesehatan yang terpercaya.
Sebagai
negara yang berada di peringkat 4 dunia untuk kasus penyakit TB setelah India,
China dan Afrika Selatan, Indonesia memang memiliki tantangan di bidang
kesehatan yang cukup serius. Setiap tahun di Indonesia terdapat 460.000 kasus
baru dengan 67.000 pasien meninggal, atau sekitar 186 orang per hari hari.
Tingginya kasus TB di Indonesia selain karena iklim tropis yang memungingkan
bakteri berkembang biak dengan subur juga disebabkan oleh mitos yang beredar di
masyarakat yang minim akses informasi bahwa TB adalah kutukan sehingga
penderitanya harus dikucilkan. Padahal pasien TB seharusnya diarahkan, bahkan
bila perlu diawasi agar berobat dengan disiplin karena TB sejatinya bisa
disembuhkan.
PENGOBATAN TB
Berdasarkan Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis yang diterbitkan
tahun 2011, pengobatan TB dilaksanakan dengan prinsip-prinsip berikut ini:
- Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam dosis tepat dan jumlah yang cukup sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi).
- Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam dosis tepat dan jumlah yang cukup sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi).
- Pemakaian OAT-Kombinasi
Dosis Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan
sangat dianjurkan.
- Untuk menjamin kepatuhan
pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed
Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
- Pengobatan TB diberikan
dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Tahap awal (intensif)
o Pada tahap intensif
(awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk
mencegah terjadinya resistensi obat.
o Bila pengobatan tahap
intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menjadi tidak menular
dalam kurun waktu 2 minggu.
o Sebagian besar pasien
TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan
o Pada tahap lanjutan
pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih
lama
o Tahap lanjutan penting
untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan
Contoh ilustrasi:
Contoh ilustrasi:
![]() | ||
sumber: Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB | 2009 |
Pengobatan tiap orang bisa berbeda tergantung kategori kondisi
masing-masing pasien yang ditentukan dari hasil pemeriksaan. Dokter ahli akan memberikan resep obat bagi tiap pasien sesuai kategori TB yang diderita. Pasien juga perlu menyampaikan kondisinya pada dokter, terutama jika
pasien tersebut sedang hamil atau menyusui, menggunakan alat kontrasepsi
tertentu, menderita diabetes, memiliki keluhan di liver dan atau ginjal, serta
kondisi-kondisi relevan lainnya.
KUNCI SUKSES SEMBUH TB
Dalam buku Change Anything, sumber pengaruh pertama dan utama dalam perubahan kondisi menjadi lebih baik adalah MOTIVASI PRIBADI, dalam konteks penyembuhan TB adalah motivasi pasien TB untuk sembuh total.
Tantangan terbesar dalam pengobatan adalah: meminum obat secara rutin dan disiplin bisa jadi tidak nyaman dan membosankan. Maka sebelum memulai 5 taktik berikut ini pasien perlu menerima kondisinya terlebih dahulu dan belajar menyintai obat yang ia benci:
1. Kunjungi masa depan yang telah ditetapkan
Pasien TB perlu membayangkan betapa menyenangkannya kondisi saat ia SUDAH sembuh total, misalnya menjadi lebih produktif, bisa berkumpul bersama orang-orang tercinta, melakukan hobi yang ditekuni tanpa halangan lagi. Menurut saya reward berupa uang bagi pasien yang berhasil sembuh TB tak lebih berharga dibanding banyaknya hal-hal indah yang dapat mereka nikmati jika sehat dan hidup lebih produktif.
2. Ceritakan seluruh kisah secara gamblang
Gunakan jenis bahasa yang gamblang dan tajam untuk melukiskan kemungkinan apa yang akan terjadi jika pasien melakukan pengobatan TB dengan disiplin, contohnya "Jika sudah sembuh, saya bisa tidur sekamar dengan istri saya lagi. Jika sudah sembuh, saya akan melakukan hobi ekstrim saya lagi."
3. Gunakan kata-kata yang memiliki nilai
Pilih kata-kata yang akan digunakan untuk menggambarkan perilaku vital, alasan ingin sembuh, prinsip apa yang dipertahankan, kualitas apa yang dipegang. Contoh:
"Saya disiplin meminum obat sesuai anjuran dokter hingga betul-betul sembuh, karena saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk mengupayakan indahnya kehidupan."
4. Jadikan sebagai permainan
Anggap langkah pengobatan yang dijalani setiap hari sebagai permainan dengan tiga unsur penting:
- waktu yang terbatas (contoh: menetapkan waktu dalam mengonsumsi obat,misalnya minum obat tiap kali selesai makan siang),
- tantangan kecil (contoh: konsumsi obat sesuai anjuran dokter, makan buah 2x sehari, makan sayur 3x sehari)
- skor (contoh: angka penambahan berat badan)
Ketiga unsur tersebut dapat mengubah kekhawatiran pasien terhadap kesehatan jangka panjangnya menjadi permainan yang memikat dan memotivasi.
5. Buat pernyataan motivasi pribadi
Keempat langkah sebelumnya perlu dituliskan oleh tiap pasien, yang bisa selalu dibaca untuk mengubah perasaannya menjadi lebih baik ketika ia membutuhkannya.
Sayangnya banyak penderita TB setelah merasa kondisinya membaik malah menghentikan pengobatan padahal seharusnya tetap dilakukan hingga masa pengobatan berakhir, yaitu setelah 6 bulan hingga 9 bulan, tergantung kondisi pasien. Kelalaian seperti ini menyebabkan kuman yang berada di tubuh mereka menjadi kebal terhadap obat, khususnya Rifampisin dan Isoniazid atau yang sering disebut Multi Drug Resistance (MDR). Untuk penderita TB yang kebal terhadap obat diperlukan pengobatan dengan tingkatan yang lebih tinggi, dengan jumlah obat yang lebih banyak, waktu penyembuhan yang lebih panjang, serta efek samping yang lebih kuat. Waktu penyembuhan untuk TB jenis MDR ini adalah 2 tahun.
![]() |
Sumber: Buku "Change Anything" (Kerry Pettersen et.al, 2011) |
Tantangan terbesar dalam pengobatan adalah: meminum obat secara rutin dan disiplin bisa jadi tidak nyaman dan membosankan. Maka sebelum memulai 5 taktik berikut ini pasien perlu menerima kondisinya terlebih dahulu dan belajar menyintai obat yang ia benci:
1. Kunjungi masa depan yang telah ditetapkan
Pasien TB perlu membayangkan betapa menyenangkannya kondisi saat ia SUDAH sembuh total, misalnya menjadi lebih produktif, bisa berkumpul bersama orang-orang tercinta, melakukan hobi yang ditekuni tanpa halangan lagi. Menurut saya reward berupa uang bagi pasien yang berhasil sembuh TB tak lebih berharga dibanding banyaknya hal-hal indah yang dapat mereka nikmati jika sehat dan hidup lebih produktif.
2. Ceritakan seluruh kisah secara gamblang
Gunakan jenis bahasa yang gamblang dan tajam untuk melukiskan kemungkinan apa yang akan terjadi jika pasien melakukan pengobatan TB dengan disiplin, contohnya "Jika sudah sembuh, saya bisa tidur sekamar dengan istri saya lagi. Jika sudah sembuh, saya akan melakukan hobi ekstrim saya lagi."
3. Gunakan kata-kata yang memiliki nilai
Pilih kata-kata yang akan digunakan untuk menggambarkan perilaku vital, alasan ingin sembuh, prinsip apa yang dipertahankan, kualitas apa yang dipegang. Contoh:
"Saya disiplin meminum obat sesuai anjuran dokter hingga betul-betul sembuh, karena saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk mengupayakan indahnya kehidupan."
4. Jadikan sebagai permainan
Anggap langkah pengobatan yang dijalani setiap hari sebagai permainan dengan tiga unsur penting:
- waktu yang terbatas (contoh: menetapkan waktu dalam mengonsumsi obat,misalnya minum obat tiap kali selesai makan siang),
- tantangan kecil (contoh: konsumsi obat sesuai anjuran dokter, makan buah 2x sehari, makan sayur 3x sehari)
- skor (contoh: angka penambahan berat badan)
Ketiga unsur tersebut dapat mengubah kekhawatiran pasien terhadap kesehatan jangka panjangnya menjadi permainan yang memikat dan memotivasi.
5. Buat pernyataan motivasi pribadi
Keempat langkah sebelumnya perlu dituliskan oleh tiap pasien, yang bisa selalu dibaca untuk mengubah perasaannya menjadi lebih baik ketika ia membutuhkannya.
Sayangnya banyak penderita TB setelah merasa kondisinya membaik malah menghentikan pengobatan padahal seharusnya tetap dilakukan hingga masa pengobatan berakhir, yaitu setelah 6 bulan hingga 9 bulan, tergantung kondisi pasien. Kelalaian seperti ini menyebabkan kuman yang berada di tubuh mereka menjadi kebal terhadap obat, khususnya Rifampisin dan Isoniazid atau yang sering disebut Multi Drug Resistance (MDR). Untuk penderita TB yang kebal terhadap obat diperlukan pengobatan dengan tingkatan yang lebih tinggi, dengan jumlah obat yang lebih banyak, waktu penyembuhan yang lebih panjang, serta efek samping yang lebih kuat. Waktu penyembuhan untuk TB jenis MDR ini adalah 2 tahun.
Oleh
karena itu, siapa pun yang merasa mengalami gejala-gejala seperti tersebut di
atas, perlu memeriksakan diri ke dokter di pusat pelayanan kesehatan yang
terpercaya. Pengobatan TB sesungguhnya adalah upaya yang bukan hanya bertujuan
untuk menyembuhkan pasien dan mencegah kematian tetapi juga mencegah penyakit
tersebut kambuh, memutus rantai penularan di masyarakat dan mencegah kuman
menjadi kebal terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Kabar baiknya, pemerintah Indonesia telah menyediakan obat-obatan ini di tiap Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) GRATIS. Yang tak kalah penting, penderita TB juga perlu meningkatkan kesehatan dirinya dengan cara mengonsumsi makanan dan minuman dengan gizi seimbang, seperti sayur dan buah segar, kacang-kacangan, lauk pauk hewani dan nabati, bahkan bila perlu vitamin-vitamin tambahan seperti vitamin C.
Kabar baiknya, pemerintah Indonesia telah menyediakan obat-obatan ini di tiap Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) GRATIS. Yang tak kalah penting, penderita TB juga perlu meningkatkan kesehatan dirinya dengan cara mengonsumsi makanan dan minuman dengan gizi seimbang, seperti sayur dan buah segar, kacang-kacangan, lauk pauk hewani dan nabati, bahkan bila perlu vitamin-vitamin tambahan seperti vitamin C.
![]() |
Sumber: dari sini |
MARI BASMI TB
Berbagai upaya
dan program pengendalian TB di Indonesia
telah dilakukan dengan hasil 800 ribu penderita berhasil diselamatkan dari
kematian dan 2,1 juta pasien TB disembuhkan hingga tahun 2013. Agar jumlah
penderita TB semakin menurun, pemerintah melalui Departemen Kesehatan dapat
membuat iklan di media untuk meyakinkan bahwa penyakit TB bisa disembuhkan
khususnya melalui media televisi yang menjangkau audiens paling banyak.
Penekanan isi iklan tersebut berupa testimoni dari mantan para penderita
TB, terutama para figur publik yang sudah sembuh. Acara berupa talkshow rutin
yang dihadiri dokter ahli yang membahas seputar TB juga akan semakin mengupas
masalah kesehatan yang satu ini dengan lebih komprehensif. Apalagi jika dalam
acara tersebut disisipi sesi tanya jawab dengan para penonton.
Selain upaya-upaya di atas, dukungan masyarakat pun sangat penting dengan cara turut menemukan penderita TB, menyebarkan informasi mengenai pentingnya pengobatan, serta memberi semangat pada orang-orang di sekitarnya yang sedang menjalani pengobatan agar selalu disiplin. Bagi Anda yang masih sehat, terus jaga kesehatan kita dengan cara makan makanan yang bergizi seimbang, rajin berolahraga dan selalu putuskan untuk berbahagia. Pada jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat. Karena mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat lahir dan batin adalah tugas kita bersama, maka bagikan informasi mengenai TB ini kepada kerabat dan sahabat. Untuk memeroleh informasi lebih detail mengenai TB, silakan mengakses:
Web : www.tbindonesia.or.id
Facebook : Stop TBIndonesia
Twitter : @TBIndonesia
Referensi:
- Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB 2009, Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2011, Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- Kerry Patterson, Joseph Grenny, David Maxfield, Ron McMillan, Al Switzler. Change Anything: Ilmu Baru untuk Meraih Kesuksesan (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2013)
- www.tbindonesia.or.id
- www.depkes.go.id
- http://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/ltbi.htm
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog di http://blog.tbindonesia.or.id/
Referensi:
- Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB 2009, Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2011, Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- Kerry Patterson, Joseph Grenny, David Maxfield, Ron McMillan, Al Switzler. Change Anything: Ilmu Baru untuk Meraih Kesuksesan (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2013)
- www.tbindonesia.or.id
- www.depkes.go.id
- http://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/ltbi.htm
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog di http://blog.tbindonesia.or.id/