Notulensi Sesi Parenting
Hari, tanggal: Minggu, 24 Juli 2016
Tema: Mendengar dan Bertanya
Pembicara: kang Harry
- - Beberapa masalah pada anak biasanya yang menjadi
sumber masalahnya adalah orang tua jadi belajar mengerti perlu dimulai dari
belajar memahami pasangan hidup, kemudian memahami anak-anak.
- - Kelas dimulai dengan pembagian peserta menjadi
beberapa kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan berikut:
Berdasarkan pengalaman sehari-hari, perilaku apa yang ditampilkan orang
lain yg menunjukkan bahwa orang tsb memahami saya dan apa yang dilakukannya
saat tidak memahami saya? Dari hasil diskusi kelompok, muncul indikator-indikator
berikut ini:
Mengerti
|
Tidak mengerti
|
Kontak mata
|
Cuek
|
Kooperatif
|
Fokus pada diri sendiri
|
Mau diajak bekerjasama
|
Berkomentar negative
|
Mengangguk-angguk
|
Marah/berteriak
|
Mendengarkan dengan seksama
|
Devensife/menghindari diskusi
|
Cepat tanggap
|
Melamun
|
Peka terhadap perilaku orang lain
& lingkungan
|
Ikut bicara
|
Ada feedback
|
Enggan melaksanakan yg diperintahkan
|
Memberi saran
|
Tidak ada kontak mata
|
Bertanya lebih dalam
|
Tidak merespon
|
Memeluk (pada saat dan cara yg tepat)
|
Tidak member solusi atau ide
|
Berusaha menyenangkan hati
|
Memaksakan kehendak
|
Berusaha menenangkan
|
Fokus pada diri sendiri
|
Bertanya lebih lanjut
|
Bertanya terus -> bisa jadi enggan
mengerti, memang tidak mampu mengerti (ada masalah memori), atau yang
berbicara kurang mampu menjelaskan
|
Tersenyum tulus: tidak diformat, spontan,
|
Saat orang lain butuh didengarkan,
kita malah minta didengarkan balik.
Contoh: “aku jatuh dari tangga” dikomentarin: “ah, kayak gitu aja diceritain” |
Saat orang lain bercerita, kita malah
menyeramahi -> ini menunjukkan ceramahnya lebih berharga dibandingkan
mendengarkan
(riset kang Harry: saat remaja Bandung
ngga mau menjadikan ortu sebagai tempat curhat karena saat curhat ke ortu
tapi malah diceramahin)
|
|
Memotong pembicaraan
|
|
Selective listening: mendengarkan
hanya yang ingin didengarkan
|
- Menurut kang Harry, 3 fase yang dapat dilakukan untuk memahami
orang lain:
1. Attending:
hadir sepenuhnya di sini untuk mendengarkanmu
Bisa ditunjukkan dengan perilaku verbal (“ooo, oya?, hmmm”) dan
non verbal (tersenyum, open gesture, menghadap yang bersangkutan. Kontak mata
hanya perlu dipelihara, tidak disarankan untuk dilakukan terus menerus. Tapi
ini sangat tergantung pada nilai yg dianut. Hanya butuh 60-80% kontak mata.
Lebih dari 80% adalah pertanda ada salah satu yang ingin mendominasi percakapan
tersebut, atau romantic relationship.
2. Touch: sentuhan, pelukan, menyetuh punggung tangan.
3. Nod:
anggukan
Proses pemahaman: Attending -> interpreting ->
responding
Responding terdiri dari:
- - Konfirmasi. Kadang mitra bicara kita kurang
jelas dalam bicara (contoh: taruh di sana, yang kemarin itu gimana?) oleh
karena itu penting dilakukan konfirmasi.
- - Refleksi: menyampaikan respon berupa hasil
pemahaman terhadap pesan yg disampaikan.
- Catatan penting:
- - Ketika seseorang sedang butuh diskusi dan
dijawab dengan “terserah” itu menyebalkan.
- - Kadang orang hanya perlu didengarkan dan
meluapkan emosinya, sehingga ia hanya perlu ditemani sambil diam.
- - Kesalahpahaman dalam memahami orang lain bisa
jadi disebabkan oleh kegagalan mendengarkan dengan baik atau kesalahan memahami
pertanyaan.
Contoh: Mengapa Dina makan lemper? -> dikira “Mengapa dinamakan lemper”
akibat: responnya salah
Contoh: Mengapa Dina makan lemper? -> dikira “Mengapa dinamakan lemper”
akibat: responnya salah
Begitu salah paham, hindari untuk saling menyalahkan.
- - Mengerti dan menyetujui itu 2 hal yg berbeda. Mengerti
tidak harus menyetujui. Yang penting mengerti dulu, setelah itu boleh
menyetujui atau tidak asalkan dilandasi oleh pengertian. Misalnya: psikolog
memahami pasien ingin bunuh diri, tapi tidak setuju atas (rencana) tindakan
tersebut.
Tips:
1 1. Dalam berusaha mengerti, tundalah penilaian (judgement). Karena hambatan utk
memahami orang lain adalah evaluasi dini. Caranya: kritis dulu pada diri sendiri, sadari bahwa sedang (akan)
menilai. Kembangkan hipotesa: apakah butuh perhatian? Menguji konsistensi kita?
2. Jika ada yg ngajakin ngomong saat Anda lagi
capek: AMBIL JEDA.
3. Pada saat-saat tertentu, diam mendengarkan lebih
berharga dibanding nasehat atau ceramah kita.
4. Nasehat atau ceramah itu seperti obat: caranya
harus tepat, waktunya harus tepat, dosisnya harus pas, tidak boleh kadaluarsa.
5. Vitamin manusia: pengertian dan penghargaan.
Tanggapan penghambat percakapan:
Orang lain akan merasa TIDAK DIMENGERTI ketika Anda:
- - Mengalihkan pembicaraan, menganggap mudah, menyepelekan
- - Memaksakan pendapat
- - Mengancam, menakut-nakuti
- - Menceramahi, memberikan khotbah
- - Menghakimi, menyalahkan
- - Mencemooh, membuat malu
- - Menebak-nebak, sok tahu
No comments:
Post a Comment