Menjaga kesehatan adalah wujud rasa syukur saya sebagai makhluk ciptaan Allaah yang sudah diberi amanah jiwa dan raga. Salah satu ikhtiarnya dengan berolahraga. Namun olahraga yang saya tekuni saat ini bukan lagi dalam rangka hobi, melainkan rutinitas normal sebagai dari gaya hidup sehari-hari, selayaknya makan, minum dan tidur. Dengan cara pandang seperti ini, olahraga menjadi kebutuhan yang untuk memulainya bahkan saya tidak perlu mood yang sudah bagus. Setelah menjalani olah raga biasanya mood akan mengikuti, karena ada pelepasan hormon endorphin dan dopamin yang turut memperbaiki suasana hati.
Olahraga yang saya tekuni awalnya hanya yoga sejak hampir 1 dekade yang lalu. Apalagi yoga sangat praktis, bisa dilakukan di mana saja, bahkan bisa di rumah sambil mendampingi anak-anak. Bahkan 6 tahun lalu saya pun mengambil sertifikasi sebagai pengajar kids yoga dan masih aktif mengajar sampai saat ini.
Empat tahun lalu saya mulai mencoba cabang olahraga lari, sejak mengikuti tantangan lari virtual dalam rangka kegiatan penggalangan dana di yayasan tempat saya mengajar. Sejak itu lah saya menemukan lari bisa menjadi "short escape" saya sejenak dari berbagai peran dengan cara yang menyehatkan. Ke mana pun saya berlari, toh akhirnya rumah menjadi garis finish tempat saya kembali sebagai ibu dan istri.
Beberapa bulan setelah menekuni lari, saya mulai menantang diri sendiri dengan mendaftar half marathon. Sejak itu saya menyadari ternyata perlu mitigasi pencegahan cedera bukan hanya dengan latihan lari untuk kardio dan yoga untuk fleksibilitas, tetapi juga perlu latihan kekuatan dengan beban di gym. Dengan demikian menu latihan saya pun semakin lengkap, bukan hanya untuk kekuatan otot jantung tapi juga fleksibilitas dan kekuatan otot rangka.
Ternyata mengasyikkan menjalani olahraga dengan tantangan secara bertahap seperti ini karena menjadi ajang pembelajaran bagi diri sendiri, bukan hanya secara fisik tapi juga mental. Saya terus tumbuh dengan ilmu dan keterampilan baru yang bukan sekadar teori tapi sekaligus saya praktekkan sendiri. Dengan demikian olahraga bukan lagi sebagai hobi namun menjadi kebutuhan sehari-hari agar tak hanya sehat tetapi juga selalu bertumbuh.
Kebiasaan baik pun menular ke suami yang tadinya tak pernah berolahraga jadi ikutan suka lari. Anak-anak juga kami bebaskan memilih olahraga kesukaan mereka sendiri. Ada yang suka futsal, memilih bela diri, namun yang wajib tentu saja berenang sebagai salah satu survival skill. Kami berharap bisa terus menjadi teladan bagi anak-anak termasuk dalam hal berolahraga sebagai gaya hidup sehat sehari-hari.
No comments:
Post a Comment