Wednesday, October 15, 2025

Deorex: Solusi untuk Gaya Hidup Aktif

        Sebagai ibu 4 anak saya memiliki segudang kegiatan. Bukan hanya mengurus keluarga dan menjadi koordinator Fasilitator Sidina Community, tapi saya juga aktif merawat diri dengan berolahraga sekaligus mengajar kids yoga. Salah satu bentuk komitmen saya pada diri sendiri adalah mengupayakan olahraga minimal 150 menit seminggu yang mencakup latihan kekuatan, fleksibilitas dan kardio. Untuk meningkatkan kekuatan otot rangka, saya latihan beban di gym. Yoga yang saya jalani sejak 9 tahun yang lalu pun melatih fleksibilitas sekaligus kekuatan. Sedangkan olahraga lari menjadi upaya saya melatih kesehatan khususnya otot jantung dan paru. 

        Menjadi pribadi yang aktif sekaligus pegiat olahraga seperti saya, tentunya membuat saya harus bersahabat dengan keringat. Apalagi cabang olahraga yang saya sebutkan tadi memang bukan olahraga di air, sehingga keringat tak bisa dihindari. Sehingga saya perlu memastikan bahwa meski berkeringat tetapi tidak mengeluarkan bau tak sedap. Bagaimana pun bau badan memengaruhi kenyamanan pribadi sekaligus rasa percaya diri saat berinteraksi dengan banyak orang, terutama anak-anak saat mengajar kids yoga

        Selama ini saya cukup selektif dalam memilih produk perawatan tubuh, termasuk deodoran. Yang pernah saya coba jenama (brand)  untuk kategori perawatan ketiak baru berupa deodoran, yang tugasnya mengurangi bau keringat saja. Padahal saya juga perlu yang lebih efektif bukan hanya mencegah bau tapi juga merawat kulit. Sampai akhirnya saya mencoba Deorex, dan sejauh ini hasilnya cukup mengesankan.

Deorex: Lebih dari Sekadar Deodoran

        Ya, ternyata Deorex bukan deodoran biasa. Produk ini merupakan pengganti deodoran dengan teknologi canggih bernama Body Odorizer™, sebuah formula yang telah teruji secara klinis mampu:

✅ Mengatasi dan mencegah pertumbuhan bakteri penyebab bau keringat secara efektif

✅ Mengontrol keringat berlebih

✅ Memberikan perlindungan hingga 72 jam

Deorex Extra Whitening
 

        Deorex beraroma bunga yang lembut sehingga aman bagi yang tidak ingin terlalu menarik perhatian. Wanginya pun aman untuk blind buy, cocok bagi yang ingin coba-coba dengan pembelian secara daring. Jika masih ingin menambahkan parfum pun tidak akan mengacau. Varian dengan kemasan pink ini juga mengandung teknologi masking fragrance yang mampu menetralisir bau badan menyengat dalam hitungan detik. Tak hanya itu, aromanya pun memberikan sensasi pereda stress. Cocok sekali bukan bagi ibu-ibu seperti saya yang banyak kegiatan (dan kadang tekanan)? Hahaha.

        Deorex Extra Whitening memiliki 4 kandungan utama dengan berbagai manfaat untuk kulit. Kandungan yang pertama adalah niacinamide (vitamin B3). Saat kita berolahraga, kulit ternyata mengalami banyak gesekan, keringat berlebih, dan bahkan stres dari lingkungan. Nah, niacinamide dapat membantu untuk menenangkan dan memperbaiki skin barrier, mencerahkan kulit kusam di area lipatan seperti ketiak, menghambat produksi melanin, mengurangi iritasi dan kemerahan paska pencukuran dan tentunya menjaga kelembaban karena ia pun mampu menyeimbangkan produksi minyak. Selain itu, niacinamide juga dapat membantu menghaluskan tekstur kulit. 

        Selain niacinamide, Deorex varian extra whitening juga mengandung madu yang menghidrasi dan melembapkan kulit sehingga menjaga kulit tetap lembut dan mencegah kulit menjadi kering. Madu juga mengandung sifat anti-bakteri dan anti-inflamasi yang membantu meredakan peradangan, serta secara alami dan untuk mencerahkan kulit secara alami. Tak hanya itu, Deorex juga mengandung chamomile yang mengandung senyawa antioksidan yang membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan sinar UV serta sebagai anti-inflamasi untuk meredakan iritasi. Sedangkan kandungan vitamin C (ethyl ascorbic acid) dalam produk ini diklaim dapat mencerahkan kulit secara alami dan mengurangi hiperpigmentasi sehingga kulit tampak cerah dan merata. Selain itu, vitamin C juga menutrisi dan memperbaiki kulit sehingga kulit menjadi lebih kencang dan elastis.


        Kemasan Deorex ini bukan roll on seperti deodoran pada umumnya, namun berupa spray. Teksturnya cair namun mudah meresap dan tentunya tidak berpotensi menimbulkan 'bubur ketek' (burket). Penggunaannya pun sangat berbeda dibanding jenama deodoran saya sebelumnya yang diaplikasikan setelah mandi. Deorex justru digunakan malam hari di bagian tubuh yang sudah dibersihkan. Bukan hanya di ketiak, tetapi boleh juga di bagian tubuh lain seperti punggung dan telapak kaki yang kadang juga menjadi pusat tumpukan keringat. Unik bukan? Bahkan untuk proteksi lebih, Deorex masih boleh disemprotkan lagi di pagi hari sebelum beraktivitas agar aroma tubuh tetap netral bahkan setelah sesi long run atau leg day yang biasanya banjir keringat. Kabar gembiranya lagi, Deorex tidak perlu digunakan setiap hari, tetapi 2-3 kali seminggu pun cukup. Hemat, bukan? 

        Faktor yang semakin membuat saya yakin menggunakan Deorex selain sudah sertifikasi BPOM, produk ini juga memiliki logo halal. Dengan reputasi Deorex sebagai jenama yang diproduksi PT Modiva International, perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang produk perawatan tubuh sejak 2014, kualitasnya tak perlu diragukan lagi. Bahkan Deorex meraih TOP Brand Award pada tahun 2022 hingga 2025 yang memberi pengakuan atas kepuasan dan loyalitas konsumen. Penghargaan ini menunjukkan Deorex konsisten menjadi pilihan utama di kategori antiperspirant di Indonesia, berdasarkan hasil survei Top Brand Index. Penghargaan dari Female Daily Award, Beauty Haul Award dan Sociolla di tahun 2025 pun meneguhkan keyakinan saya bahwa produk ini memang diterima dengan baik oleh banyak kalangan di Indonesia.

        Di pasaran, Deorex dibanderol dengan harga berkisar Rp60.000 untuk volume 60 ml. Kesimpulan saya, harga yang ditawarkan Deorex tersebut sangat sepadan sebagai solusi untuk tetap percaya diri meski sering berkeringat. Bagi yang mobilitasnya tinggi dan sering olahraga, keringat tetap terkendali dengan kulit yang tetap terawat. Sebagai pribadi yang aktif dan harus tetap profesional (apalagi di kelas kids yoga!), aku merasa lebih percaya diri sejak pakai Deorex.

Tertarik coba juga? Pelajari produk selengkapnya di @deorex.official ya. Kamu juga bisa cari Deorex di e-commerce favoritmu!

@deorex.official X @sidina.community
#PIPS2025
#BerawaldariKeluarga
#SidinaCommunity

Olahraga Bukan Hobi tapi Kebutuhan Sehari-hari

        Menjaga kesehatan adalah wujud rasa syukur saya sebagai makhluk ciptaan Allaah yang sudah diberi amanah jiwa dan raga. Salah satu ikhtiarnya dengan berolahraga. Namun olahraga yang saya tekuni saat ini bukan lagi dalam rangka hobi, melainkan rutinitas normal sebagai dari gaya hidup sehari-hari, selayaknya makan, minum dan tidur. Dengan cara pandang seperti ini, olahraga menjadi kebutuhan yang untuk memulainya bahkan saya tidak perlu mood yang sudah bagus. Setelah menjalani olah raga biasanya mood akan mengikuti, karena ada pelepasan hormon endorphin dan dopamin yang turut memperbaiki suasana hati. 

        Olahraga yang saya tekuni awalnya hanya yoga sejak hampir 1 dekade yang lalu. Apalagi yoga sangat praktis, bisa dilakukan di mana saja, bahkan bisa di rumah sambil mendampingi anak-anak. Bahkan 6 tahun lalu saya pun mengambil sertifikasi sebagai pengajar kids yoga dan masih aktif mengajar sampai saat ini.

        Empat tahun lalu saya mulai mencoba cabang olahraga lari, sejak mengikuti tantangan lari virtual dalam rangka kegiatan penggalangan dana di yayasan tempat saya mengajar. Sejak itu lah saya menemukan lari bisa menjadi "short escape" saya sejenak dari berbagai peran dengan cara yang menyehatkan. Ke mana pun saya berlari, toh akhirnya rumah menjadi garis finish tempat saya kembali sebagai ibu dan istri. 

        Beberapa bulan setelah menekuni lari, saya mulai menantang diri sendiri dengan mendaftar half marathon. Sejak itu saya menyadari ternyata perlu mitigasi pencegahan cedera bukan hanya dengan latihan lari untuk kardio dan yoga untuk fleksibilitas, tetapi juga perlu latihan kekuatan dengan beban di gym. Dengan demikian menu latihan saya pun semakin lengkap, bukan hanya untuk kekuatan otot jantung tapi juga fleksibilitas dan kekuatan otot rangka. 

        Ternyata mengasyikkan menjalani olahraga dengan tantangan secara bertahap seperti ini karena menjadi ajang pembelajaran bagi diri sendiri, bukan hanya secara fisik tapi juga mental. Saya terus tumbuh dengan ilmu dan keterampilan baru yang bukan sekadar teori tapi sekaligus saya praktekkan sendiri. Dengan demikian olahraga bukan lagi sebagai hobi namun menjadi kebutuhan sehari-hari agar tak hanya sehat tetapi juga selalu bertumbuh. 

        Kebiasaan baik pun menular ke suami yang tadinya tak pernah berolahraga jadi ikutan suka lari. Anak-anak juga kami bebaskan memilih olahraga kesukaan mereka sendiri. Ada yang suka futsal, memilih bela diri, namun yang wajib tentu saja berenang sebagai salah satu survival skill. Kami berharap bisa terus menjadi teladan bagi anak-anak termasuk dalam hal berolahraga sebagai gaya hidup sehat sehari-hari.