Tuesday, April 29, 2014

TB Bisa Disembuhkan Bila Disiplin dalam Pengobatan

Tak perlu bertanya pada google apakah TB bisa disembuhkan karena dalam diri saya pun bisa ditemukan jawabannya. Waktu kecil saya divonis menderita TB paru-paru oleh dokter spesialis paru. Setelah setahun menjalani pengobatan dengan meminum puyer racikan sesuai anjuran dokter, alhamdulillah bisa sembuh. Presiden RI ke 3, B.J. Habibie, seperti yang diceritakan dalam film Habibie-Ainun pun pernah menderita TB tulang pada saat menempuh pendidikan di Jerman, namun akhirnya juga sembuh dan masih terus berkarya hingga kini.

APAKAH TB?
TB” adalah kependekan dari tuberculosis, yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. TB menyebar melalui udara, ketika penderita TB batuk, berbicara, tertawa, bernyanyi atau bersin. Selain menyerang paru-paru, TB juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti ginjal, otak dan tulang. Seseorang yang terinfeksi TB akan menunjukkan gejala-gejala berikut ini:
-          Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
-          Batuk dapat diikuti gejala tambahan:
o       Dahak bercampur darah
o       Batuk darah
o       Sesak nafas
o       Badan lemas
o       Nafsu makan menurun
o       Berat badan menurun
o       Malaise
o       Berkeringat di malam hari tanpa kegiatan fisik
o       Demam meriang lebih dari 1 bulan
Untuk memastikan seseorang betul-betul terinfeksi TB, atau jika seseorang tinggal bersama penderita TB, serangkaian proses pemeriksaan perlu dilakukan, seperti pemeriksaan dahak mikroskopis, tes darah, tes mantoux di kulit, roentgen di lembaga penyedia layanan kesehatan yang terpercaya.
Sebagai negara yang berada di peringkat 4 dunia untuk kasus penyakit TB setelah India, China dan Afrika Selatan, Indonesia memang memiliki tantangan di bidang kesehatan yang cukup serius. Setiap tahun di Indonesia terdapat 460.000 kasus baru dengan 67.000 pasien meninggal, atau sekitar 186 orang per hari hari. Tingginya kasus TB di Indonesia selain karena iklim tropis yang memungingkan bakteri berkembang biak dengan subur juga disebabkan oleh mitos yang beredar di masyarakat yang minim akses informasi bahwa TB adalah kutukan sehingga penderitanya harus dikucilkan. Padahal pasien TB seharusnya diarahkan, bahkan bila perlu diawasi agar berobat dengan disiplin karena TB sejatinya bisa disembuhkan.

PENGOBATAN TB
Berdasarkan Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis yang diterbitkan tahun 2011, pengobatan TB dilaksanakan dengan prinsip-prinsip berikut ini:
- Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam dosis tepat dan jumlah yang cukup sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi).
- Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan
sangat dianjurkan.
- Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
- Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.

Tahap awal (intensif)
o Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
o Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
o Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.

Tahap Lanjutan
o Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama
o Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan

Contoh ilustrasi:
sumber: Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB
2009

            Pengobatan tiap orang bisa berbeda tergantung kategori kondisi masing-masing pasien yang ditentukan dari hasil pemeriksaan. Dokter ahli akan memberikan resep obat bagi tiap pasien sesuai kategori TB yang diderita. Pasien juga perlu menyampaikan kondisinya pada dokter, terutama jika pasien tersebut sedang hamil atau menyusui, menggunakan alat kontrasepsi tertentu, menderita diabetes, memiliki keluhan di liver dan atau ginjal, serta kondisi-kondisi relevan lainnya.

KUNCI SUKSES SEMBUH TB
Dalam buku Change Anything, sumber pengaruh pertama dan utama dalam perubahan kondisi menjadi lebih baik adalah MOTIVASI PRIBADI, dalam konteks penyembuhan TB adalah motivasi pasien TB untuk sembuh total.
Sumber: Buku "Change Anything" (Kerry Pettersen et.al, 2011)

Tantangan terbesar dalam pengobatan adalah: meminum obat secara rutin dan disiplin bisa jadi tidak nyaman dan membosankan. Maka sebelum memulai 5 taktik berikut ini pasien perlu menerima kondisinya terlebih dahulu dan belajar menyintai obat yang ia benci:
          1. Kunjungi masa depan yang telah ditetapkan
Pasien TB perlu membayangkan betapa menyenangkannya kondisi saat ia SUDAH sembuh total, misalnya menjadi lebih produktif, bisa berkumpul bersama orang-orang tercinta, melakukan hobi yang ditekuni tanpa halangan lagi. Menurut saya reward berupa uang bagi pasien yang berhasil sembuh TB tak lebih berharga dibanding banyaknya hal-hal indah yang dapat mereka nikmati jika sehat dan hidup lebih produktif.
 2. Ceritakan seluruh kisah secara gamblang
Gunakan jenis bahasa yang gamblang dan tajam untuk melukiskan kemungkinan apa yang akan terjadi jika pasien melakukan pengobatan TB dengan disiplin, contohnya "Jika sudah sembuh, saya bisa tidur sekamar dengan istri saya lagi. Jika sudah sembuh, saya akan melakukan hobi ekstrim saya lagi."
 3. Gunakan kata-kata yang memiliki nilai 
Pilih kata-kata yang akan digunakan untuk menggambarkan perilaku vital, alasan ingin sembuh, prinsip apa yang dipertahankan, kualitas apa yang dipegang. Contoh:
"Saya disiplin meminum obat sesuai anjuran dokter hingga betul-betul sembuh, karena saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk mengupayakan indahnya kehidupan."
 4. Jadikan sebagai permainan 
Anggap langkah pengobatan yang dijalani setiap hari sebagai permainan dengan tiga unsur penting:
- waktu yang terbatas (contoh: menetapkan waktu dalam mengonsumsi obat,misalnya minum obat tiap kali selesai makan siang),
- tantangan kecil (contoh: konsumsi obat sesuai anjuran dokter, makan buah 2x sehari, makan sayur 3x sehari)
- skor (contoh: angka penambahan berat badan)
Ketiga unsur tersebut dapat mengubah kekhawatiran pasien terhadap kesehatan jangka panjangnya menjadi permainan yang memikat dan memotivasi.
5. Buat pernyataan motivasi pribadi
Keempat langkah sebelumnya perlu dituliskan oleh tiap pasien, yang bisa selalu dibaca untuk mengubah perasaannya menjadi lebih baik ketika ia membutuhkannya. 
 
Sayangnya banyak penderita TB setelah merasa kondisinya membaik malah menghentikan pengobatan padahal seharusnya tetap dilakukan hingga masa pengobatan berakhir, yaitu setelah 6 bulan hingga 9 bulan, tergantung kondisi pasien. Kelalaian seperti ini menyebabkan kuman yang berada di tubuh mereka menjadi kebal terhadap obat, khususnya Rifampisin dan Isoniazid atau yang sering disebut Multi Drug Resistance (MDR). Untuk penderita TB yang kebal terhadap obat diperlukan pengobatan dengan tingkatan yang lebih tinggi, dengan jumlah obat yang lebih banyak, waktu penyembuhan yang lebih panjang, serta efek samping yang lebih kuat. Waktu penyembuhan untuk TB jenis MDR ini adalah 2 tahun.
Oleh karena itu, siapa pun yang merasa mengalami gejala-gejala seperti tersebut di atas, perlu memeriksakan diri ke dokter di pusat pelayanan kesehatan yang terpercaya. Pengobatan TB sesungguhnya adalah upaya yang bukan hanya bertujuan untuk menyembuhkan pasien dan mencegah kematian tetapi juga mencegah penyakit tersebut kambuh, memutus rantai penularan di masyarakat dan mencegah kuman menjadi kebal terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Kabar baiknya, pemerintah Indonesia telah menyediakan obat-obatan ini di tiap Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) GRATIS. Yang tak kalah penting, penderita TB juga perlu meningkatkan kesehatan dirinya dengan cara mengonsumsi makanan dan minuman dengan gizi seimbang, seperti sayur dan buah segar, kacang-kacangan, lauk pauk hewani dan nabati, bahkan bila perlu vitamin-vitamin tambahan seperti vitamin C.
Sumber: dari sini
MARI BASMI TB
Berbagai upaya dan program pengendalian TB di Indonesia telah dilakukan dengan hasil 800 ribu penderita berhasil diselamatkan dari kematian dan 2,1 juta pasien TB disembuhkan hingga tahun 2013. Agar jumlah penderita TB semakin menurun, pemerintah melalui Departemen Kesehatan dapat membuat iklan di media untuk meyakinkan bahwa penyakit TB bisa disembuhkan khususnya melalui media televisi yang menjangkau audiens paling banyak. Penekanan isi iklan tersebut berupa testimoni dari mantan para penderita TB, terutama para figur publik yang sudah sembuh. Acara berupa talkshow rutin yang dihadiri dokter ahli yang membahas seputar TB juga akan semakin mengupas masalah kesehatan yang satu ini dengan lebih komprehensif. Apalagi jika dalam acara tersebut disisipi sesi tanya jawab dengan para penonton.

Selain upaya-upaya di atas, dukungan masyarakat pun sangat penting dengan cara turut menemukan penderita TB, menyebarkan informasi mengenai pentingnya pengobatan, serta memberi semangat pada orang-orang di sekitarnya yang sedang menjalani pengobatan agar selalu disiplin. Bagi Anda yang masih sehat, terus jaga kesehatan kita dengan cara makan makanan yang bergizi seimbang, rajin berolahraga dan selalu putuskan untuk berbahagia. Pada jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat. Karena mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat lahir dan batin adalah tugas kita bersama, maka bagikan informasi mengenai TB ini kepada kerabat dan sahabat. Untuk memeroleh informasi lebih detail mengenai TB, silakan mengakses:
Web               : www.tbindonesia.or.id
Facebook       : Stop TBIndonesia
Twitter           : @TBIndonesia

Referensi:
- Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB 2009, Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2011, Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- Kerry Patterson, Joseph Grenny, David Maxfield, Ron McMillan, Al Switzler. Change Anything: Ilmu Baru untuk Meraih Kesuksesan (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2013)
- www.tbindonesia.or.id
- www.depkes.go.id
- http://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/ltbi.htm

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog di http://blog.tbindonesia.or.id/ 


Sunday, April 27, 2014

Mie Aceh Di Bandung

Meskipun saya lahir dan tumbuh besar di Jogja tapi entah kenapa setelah merantau ke Bandung yang saya kangenin terus malah Mie Aceh, bukan Gudeg Jogja. Mungkin lidah saya bosan dengan rasa manis yang kerap saya cecap dari masakan khas Jogja lalu mencari suasana baru dengan rasa pedas penuh sensasi. Beberapa warung Mie Aceh yang bisa ditemukan di google sudah saya coba temukan di dunia maya. Berikut ini rangkumannya:

1. Cie Rasa Loom
Sepertinya ini mie aceh paling hits di google yang terkenal karna kelezatannya. Saya sempat coba Cie Rasa Loom yg di jl.Cilaki sebelum menyambangi pusatnya di Jl.Buah Batu. Sayangnya cabang Cilaki sudah tutup karena sepertinya sepi pengunjung. Bukan karna ngga enak tapi kurang jeli memilih lokasi. Dengan bayar Rp 11.000 (akhir 2013) saya udah puas banget dengan mie aceh plus daging. Bumbunya mantep banget. Di sini penggemar acar bawang merah seperti suami saya boleh minta ekstra acar tanpa harus bayar lagi.

2. Dapur Aceh
Dulu Dapur Aceh berjualan di 2 tempat: di jl.Bengawan dan jl.Brigjend Katamso. Sekarang cabang jl.Bengawan sudah tutup. Dapur Aceh ini favorit suami saya karena di sini bumbunya paling mantep menurut dia, dan tentu saja karena di Dapur Aceh boleh nambah acar bawang merah gratis. Kqkqkq. Kalo saya sih ngga terlalu suka beli di sini karna ngga ada opsi untuk mie aceh + sayur aja tanpa daging. Bukannya saya vegetarian sih.. Tapi sebagai pelaku foodcombining (yg kadang disiplin kadang enggak),saya selalu usahakan ngga makan karbohidrat bareng protein hewani. Di sini porsi mie aceh paling murah harganya Rp 16.000 per porsi,dengan daging kambing atau sapi.

3. Sigli Jaya
Warung Sigli Jaya berada di kawasan mahasiswa, tepatnya di jl.Tubagus Ismail, sekitar 50 m dari pasar Simpang Dago. Warungnya hanya buka malam dan yang paling mengesankan dari warung ini adalah: cuma dikelola 1 orang pria. Dia yang masak, dia yang cuci piring, dia juga yang jadi kasir. Mungkin karena itu pula dia bisa efisiensi biaya demi menekan harga. Dengan Rp 10.000 udah kenyang dengan mie aceh tanpa daging. Meski multitasking, sang koki stay cool banget lo. Padahal dia punya 2 dapur: di depan buat masak menu yang dimasak dengan wajan seperti mie aceh & nasi goreng sedangkan dapur belakang untuk masak menu seperti martabak, roti cane dan minuman. Sayangnya karna bukanya cuma malam dan menurut suami bumbunya kurang mantep, jadi kami kayaknya bakal jarang ke sini.

4. Gampoeng Aceh
Selain Cie Rasa Loom, Gampoeng aceh yg berada di Jl.Dagk (bawah) juga buka 24 jam. Ini warung masakan aceh paling luas di Bandung, setidaknya yang pernah saya datangi. Menurut saya rasanya ngga istimewa, nggak sampe bikin saya pengen balik lagi. Apalagi harganya paling mahal dibanding mie aceh lain yang pernah saya coba. Mungkin karna lokasinya yang strategis menyebabkan harga sewa lahan lebih mahal, jadi konsekuensinya harga jual ngga terlalu kompetitif. Hihihi. Analisisnya sok tau banget.

5. Peucan Biluy (kalo ngga salah ini namanya)
Jika sedang beredar di daerah Antapani, Peucan Biluy jadi pilihan kami. Berada di ruko yang cukup bersih di Jalan Terusan Jakarta dan harganya murah. Hehehe. Sayangnya di sini ngga ada acar bawang merah favorit suami saya dan tanpa kripik melinjo seperti warung mie aceh lainnya. Rasanya sih lumayan enak kok. Waktu itu saya iseng nyoba mie tumis pakai cumi tapi ternyata cuminya kecil2 dan dapetnya sedikit.

6. Waroeng Atjeh
Ini dia warung mie aceh yang terakhir kami coba dan ngga bikin kapok buat balik lagi. Letaknya di utara GOR Saparua. bentuknya paling warung di antara yang lain dengan harga sama murahnya dengan Sigli Jaya. Bedanya dia udah buka sejak pagi dan rasanya pun mnurut saya uenak. Setidaknya ada tujuan baru yang  lebih dekat daripada jauh-jauh ke Cie Rasa Loom di Buah Batu.

Semua penjual mie aceh di atas juga menjual masakan aceh lainnya seperti nasi goreng aceh, martabak, roti cane, teh tarik, tapi kayaknya cuma Gampoeng Aceh yang varian mienya paling banyak dan jual "ayam tangkap" juga. Untuk menu ya g satu ini saya sih belum tertarik nyoba.








Tuesday, April 22, 2014

Pempek: dari Palembang hingga Jogja

Ini dia yang saya tunggu dari Palembang selain suami yang pulang dari dinas: Pempek Beringin asli Palembang. Tadinya merek pempek Palembang yang saya tau cuma si Candy karna yang paling sering dibawa mertua saya kalo beliau mengajar di Palembang. Saya ngga ngerti apakah pempek ini ada kaitannya dengan partai berwarna kuning bergambar pohon beringin, tapi yang jelas di kemasannya sih ngga ada lambang pohon beringinnya :p

Pempek yang bisa dibawa pulang dengan kemasan kardus ini harga satuannya Rp 3.500, jadi per kardus isi 20 harganya Rp70.000. Sebelum masuk kardus, pempek Beringin dimasukkan ke dalam plastik kemudian divakum supaya ngga cepet basi. Dalam kemasan yang dibeli suai saya isinya ada 3 macam: pempek isi telor (semacam kapal selam dalam ukuran yg lebih kecil) , pempek bulat dan lenjer semuanya ENAK tentu saja. Apalagi kalo dicocol sama kuah cukanya yg pedes banget (menurut lidah saya).

Di Bandung saya pernah menjajal 4 merk pempek: Pempek yang saya beli di Jl.Rama (lupa namanya, kayaknya "Anugrah" tapi bukan Pempek "Rama") lebih enak dari Pempek Sekeloa (Jl.Dipati Ukur) dan Pempek Bang Rico (depan Bandung Electronic Center). Tapi soal harga, pempek Sekeloa dan Bang Rico lebih ramah di kantong. Pempek yang baru saja saya coba kemarin adalah Pempek Ogan (Jl. Arcamanik Endah no.4) tapi tetep ngga ngalahin enaknya pempek yang di jalan Rama. 

Seenak-enaknya pempek dari Palembang asli atau yang sudah saya cicipi di Bandung, tetep deh.. Pempek Ny. Kamto idola saya dan belum nemu yang ngalahin enaknya. Menu favorit saya adalah si "goreng bulat". Waktu saya kecil cuma buka di selatan toserba "Ramai" (jl.Malioboro Yogya) tapi sekarang cabangnya udah banyak termasuk di Ambarrukmo Plaza.



Monday, April 21, 2014

Perayaan Hari Kartini di Rumah Bermain Padi

Akhirnya hari yang dinanti tiba: Perayaan Hari Kartini seperti yang saya duga sebelumnya bakalan nggak biasa. Sesampainya di sekolah langsung kagum sama kostum-kostum yang dipakai anak-anak. Betapa kreatifnya para orang tua dan anak2. Ada yang bikin kostum robot dari bekas kotak susu UHT, ada yang bikin kostum ksatria dari bungkus bekas mie instan, baju princess dari bungkus popok sekali pakai (tapi popoknya ga ikutan ye. hehehe.) dan yang paling berkesan buat saya adanya kostum gatot kaca di antara mereka. Anak-anak diminta memeragakan busana daur ulang yang mereka pakai di catwalk dan tiap orang tua diminta menjelaskan mengenai kostum tersebut. Terlihat wajah bangga para orang tua dan anak atas hasil karya mereka. Orang tua yang punya uang bakalan dengan mudah membelikan (atau menyewakan) kostum apa saja untuk anaknya. Tapi orang tua yang mau meluangkan waktu akan mengasah otak kanannya bersama anak-anak dan menghasilkan karya yang membanggakan dan layak dikenang.

Tadinya saya ngga berharap banyak Almira mau memakai kostum daur ulang buatan kami bersama. Tapi ternyata dia pede juga menampilkannya di catwalk setelah melihat teman-temannya menampilkan busana mereka. Sepertinya perayaan hari Kartini di sekolah Almira tahun ini sekaligus untuk memeringati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April :D



Meskipun saya tak harus bangun pagi-pagi untuk mengantarkan Almira ke salon untuk menyewa baju adat dan berdandan, toh saya tetep kudu masak bandros dulu untuk dijual di sekolahnya. Selain peragaan busana, anak-anak juga akan menjual makanan/minuman sehat hasil masakan ibunya. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih anak-anak berjualan, berhitung, melayani pembeli sekaligus di waktu yang lain merasakan berada di posisi pembeli juga. Tak hanya menjual bandros, Almira juga menjual thiwul buatan saya. Pada saat acara bazar sepertinya Almira belum terlalu ngeh sama mekanisme jual-beli dan hanya fokus.. MAKAN! :))

Yang paling saya suka dari perayaan kartini di sekolah Almira adalah... ngga ada satu pun anak-anak yang didandani dengan make up ala orang dewasa. Yeaayy!!!

Saturday, April 19, 2014

Kostum Daur Ulang untuk Almira

Waktu baca pengumuman ini di sekolah Almira rasanya seneng dan excited banget.
Seneng karna sekolah Almira bikin acara yg ngga mainstream: fashion show dengwn pakaian & aksesori hasil daur ulang. Biasanya kan acara kartinian di sekolah diperingati dengan memakai baju adat. Bukannya saya ngga nasionalis, tapi nyewa baju adat itu artinya kudu nyewa ke salon dan bersaing dengan ibu2 lainnya supaya kebagian. Kalo ngga kebagian jadi kudu beli :D saya juga excited karna selama 3 taun belakangan ini saya selalu ngumpulin wadah plastik berupa botol air mineral, cangkir plastik bekas wadah yoghurt dan sedotan.


Ngumpulin sampe dapet segini banyaknya bukan tanpa alasan. Saya selalu teringat kenangan masa kecil saya ketika SD. Waktu itu oleh guru kami diminta bikin kerajinan tangan dari barang bekas. Dari kotak bekas korek api yang sebelumnya selalu ibu kumpulkan,saya membuat maket rumah. Dalam perjalanan dengan bis dari rumah ke sekolah, orang-orang melihat maket saya itu dengan tarkesima. Saya pun bangga sekali karna itu hasil kolaborasi saya dan ibu saya. 
Jadi proyek kostum daur ulang buat Almira adalah sebuah proyek nostalgia :D 
Konsepnya sih agak absurd. Yang penting memanfaatkan barang bekas yg sudah ada di rumah. Termasuk.. Daster bekas saya yg udah sobek di bagian samping, yg udah berkali2 dijait pun tetep sobek lagi. Daster itu saya potong jadi sepanjang lutut Almira. Daster itu kemudian dihias dengan potongan2 plastik dari cup bekas wadah yoghurt. Almira juga ikut bantu motong lo. 

Pengennya bikin kostum yang bakal bisa kepake terus sampai Almira pra-ABG. Jadi nanti ngga perlu bikin-bikin lagi kalo ada acara pesta kostum dari bahan daur ulang :D
Begini lah penampakannya:
Kata ayahnya Almira sih "biasa aja. Konsepnya compang camping gitu ya?" dengan ekspresi datar. Ngga ngaruh sih komentar beliau karena anaknya bilang "bagus" dengan ekspresi senang. Moga-moga tanggal 21 April besok dia ngga malu pakai di sekolah. hihihi.
Untuk melengkapi kostum ini, saya juga bikin bando dari dasar botol yang dipotong dan dibentuk jadi bunga plus bunga dengan ukuran yang lebih kecil dari kain perca. Selain itu saya juga bikin tas tenteng kecil yang terbuat dari keranjang bekas telur ayam kampung yang dihias dengan kain hasil potongan daster dan ditambah rumbai-rumbai dari potongan cup yoghurt. Talinya juga diambil dari potongan kain yang kemudian dikepang. 
Untuk seluruh kostum Almira ini saya hanya mengeluarkan uang Rp 1.000 untuk beli bando hitamnya. Selebihnya tinggal pakai yang sudah ada di rumah. horeee.. kostum murah meriah.meskipun biasa aja kata ayahnya Almira tapi kalo tau modalnya cuma segitu dia pasti suka :D

Btw.. Bagusnya kostum ini dikasih judul apa ya?

CV Lama Bersemi Kembali

Empat tahun Curriculum Vitae (CV) saya teronggok manis di tumpukan file, tak pernah disapa, tak pernah diperbarui dan tak pernah ada tambahan data. Hingga suatu hari seorang teman di Facebook menawarkan pekerjaan sebagai penulis lepas. Untuk melamar pekerjaan tersebut, saya hanya perlu mengirim CV dan portofolio tulisan. Jadi deh saya buka-buka lagi file CV dan muncul lah perasaan seperti ketemu pacar setelah LDR lama: deg-degan, kangen banget dan pengen meluk :p
 
CV menyimpan catatan sejarah saya terutama dalam hal pencapaian selama masa sekolah hingga beberapa bulan setelah lulus kuliah. Tambahan setelah lulus, selain pernah mengikuti Conference tingkat Asia Pasifik dan terlibat di Tim Akreditasi kampus saya, hanya sedikit karya yang saya hasilkan, yaitu menerjemahkan 4 buku yang 2 di antaranya sudah diterbitkan. Alhamdulillah, harus disyukuri 4 tahun sebagai ibu rumah tangga ternyata masih bisa berkarya dari rumah. Bukan berarti saya sudah puas sampai di situ saja lho yaaa...
 
Sepertinya seleksi ngga cukup ketat karena saya dengan mudah diterima sebagai anggota tim penulisan Ensiklopedia mengenai Jawa Timur. Saya ngga ngerti apakah saya diterima karena ngga ada kandidat lainnya, atau karena pak bos yang ngasih kerjaan terkesima CV dan portofolio saya. Yang penting akhirnya CV saya laku lagi. Wkwkwk. Padahal setelah 3 taun terakhir menjajaki dunia online selling, harusnya saya malu ternyata saya jadi jualan CV lagi. Harusnya udah saatnya bikin CV yang kepanjangannya Commanditaire Vennootschap dan mengembangkan online selling jadi online business dengan dibantu beberapa pegawai, dengan volume produksi meningkat, dan sebagaimana konsep bisnis ideal. Jadi bukan lagi berada di kuadran self-employee.  

Bagaimana pun kemampuan nulis ngga ada salahnya kan diasah terus. Pendapatan dari nulis anggep aja sebagai bonus :) Senengnya jadi bagian dari tim penulisan ensiklopedi yang satu ini adalah tambahan pengetahuan mengenai Indonesia, khususnya Jawa Timur, yang kemudian datang bertubi-tubi. Sambil nulis sambil takjub ternyata betapa menakjubkannya potensi Indonesia jauh melebihi yang saya kira. Dengan menulis otomatis memang jadi kudu lebih banyak baca ya. Selain itu, enaknya punya bos berarti ada yang galak untuk menaati deadline. Beda banget lah dibanding kerja sendiri. Kata suami saya, padahal harusnya punya bos atau ngga punya bos itu tetep aja kudu punya disiplin diri. 

Monday, April 14, 2014

Hello, Blog!

Kangen banget rasanya punya blog pribadi. Terakhir memperlakukan blogspot sebagai tempat sampah adalah tahun 2009, beberapa bulan sebelum saya menikah. Setelah itu malu sama catatan kehidupan ala remaja trus kepengen move on dan agak mature dikit. hahaha. Sebenernya di blogspot ini juga ada beberapa blog saya lainnya tapi buat jualan semua :D
 
Nah sekarang pengen nge-blog lagi bukan karena gagal move on dan pengen nyampah lagi, tapi motivasi terbesar saya adalah ketika saya udah ngga ada nanti ada kenang-kenangan buat yang sayang sama saya terutama suami dan anak-anak. Jadi kalo mereka kangen, tinggal baca-baca blog ini :)