Asisten Rumah Tangga (ART) saya punya anak
berusia 5 tahun bernama Riko (bukan nama sebenarnya). Karena sebulan lebih Riko
menderita batuk yang tak kunjung sembuh, saya berinisiatif membawa Riko dan
ibunya ke Puskesmas dekat rumah untuk diperiksa dokter. Sesampainya di
Puskesmas, dokter bertanya:
Dokter (D) : “Suka jajan sembarangan ya?”
ART: “Iya pak Dokter, sukanya es, permen, coklat, makanan ringan. Susah dikasih tau, Dok.”
D: “Loh, seharusnya Ibu yang mengatur anak. Bukan anak yang mengatur ibu.”
ZAT
BERBAHAYA PADA JAJANAN ANAK-ANAKDokter (D) : “Suka jajan sembarangan ya?”
ART: “Iya pak Dokter, sukanya es, permen, coklat, makanan ringan. Susah dikasih tau, Dok.”
D: “Loh, seharusnya Ibu yang mengatur anak. Bukan anak yang mengatur ibu.”
Cerita di atas merupakan potret sebagian anak Indonesia. Menurut data BPOM Sahabat Ibu, Sebanyak
99% anak sekolah selalu jajan. Padahal sebanyak
59% - 70% jajanan di lingkungan tidak higienis. Di
antara mereka tanpa dibekali pengetahuan yang cukup dan kebijaksanaan yang
rendah dari orang tua seringkali jajan sembarangan sepulang sekolah. Fakta
pahit ini dimanfaatkan betul bagi para pihak-pihak yang tak bertanggung jawab
sebagai lahan untuk mengeruk keuntungan. Jajanan
tidak sehat menjadi mudah ditemui di dekat rumah, kantin sekolah, hingga penjaja
makanan dan minuman di pinggir jalan. Daya
tarik makanan-makanan tak layak konsumsi terletak pada warna yang mencolok,
rasa yang sangat manis atau gurih. Tanpa anak-anak ketahui sesungguhnya dibalik
jajanan tersebut terdapat banyak zat kimia berbahaya yang menghambat tumbuh kembang
dan merugikan tubuh mereka, seperti:
- Sakarin (pemanis buatan) : dalam jumlah banyak menyebabkan makanan menjadi pahit, konsumennya akan mengalami sakit kepala dan migrain, serta berrisiko mencetus tumor di kandung kemih.
- Siklamat (pemanis buatan) : bersifat memicu kanker (karsinogenik) dan menyebabkan gangguan sistem pencernaan, khususnya pembentukan zat dalam sel
- Penyedap rasa MSG (Monosodium Glutamat) : menyebabkan kerusakan beberapa sel saraf di dalam bagian otak (hypothalamus) bayi, merusak jaringan lemak, meningkatkan risiko kanker dan penyakit ginjal.
- Formalin (pengawet non makanan dan disinfektan) : menyebabkan kerusakan hati, limpa, jantung, otak dan sistem saraf pusat.
- Rhodamin B (pewarna tekstil dan kertas) : meningkatkan risiko kanker hati dan gangguan pencernaan.
- Metanil yellow (pewarna tekstil dan cat) : meningkatkan risiko kanker.
ANCAMAN GANGGUAN KESEHATAN
Batuk berkepanjangan yang dialami Riko adalah
salah satu akibat dari jajanan yang tidak sehat. Seperti yang disampaikan dr. Avie Andriyani pada situs ini, batuk hanya lah akibat jangka
pendek yang bisa ditimbulkan, seperti juga pusing, mual, muntah dan diare. Zat
tambahan berbahaya pada jajanan jika dikonsumsi berlebihan dan terus-menerus
akan terakumulasi di dalam tubuh anak-anak dapat menimbulkan gangguan kesehatan
yang serius seperti kerusakan pada hati, otak, jantung, limpa, saluran cerna,
sistem saraf pusat, dan bahkan bisa memicu terjadinya kanker.
Akibatnya permasalah kesehatan sering hingga di tubuh mereka dan
menambah panjang “lingkaran setan” kemiskinan yang bisa jadi masalah serius
bagi masa depan Indonesia:
MARI MENJADI “SUPERHERO” BAGI ANAK-ANAK
KITA
1.
Orang
tua memberi keteladanan mengenai kecintaan pada makanan buatan ibu di rumah
Dalam
peluncuran program kampanye “Aku Anak Sehat”, psikolog Dr. Rose Mini A. P. M.
Psi yang akrab di panggil Bunda Romi menjelaskan bahwa orang tua dan guru
berperan sangat penting dalam membentuk karakter hidup bersih, sehat dan
mandiri pada anak karena mereka adalah orang terdekat yang dijadikan panutan
bagi anak-anak.
2.
Orang
tua memberi pengetahuan mengenai makanan sehat yang baik untuk dikonsumsi dan
makanan mana yang harus dihindari. Berikut ini cara-cara yang kami lakukan:
-
Mendampingi
anak saat menonton TV termasuk saat menonton iklan. Beri penjelasan mengenai
makanan mana yang boleh dikonsumsi.
-
Dengan
membaca buku bersama-sama terutama buku-buku mengenai sayur dan buah untuk
menyampaikan kebaikan bahan makanan tersebut bagi kesehatan
-
Melibatkan
anak-anak dalam kegiatan memasak terutama yang tidak berbahaya, misalnya
mencuci sayuran, mengupas wortel dengan alat pengupas yang tidak tajam.
-
Mengajak
berbelanja di pasar atau supermarket untuk memperkenalkan bahan-bahan makanan
sehat. Sesekali anak-anak juga boleh membeli makanan buatan pabrik dengan
panduan orang tua, misalnya: pilih yang kemasannya tertutup, perhatikan tanggal
kadaluarsa, ijin BPOM dan label halal. Posisikan tempat berbelanja sebagai
wahana edukasi bukan sarana hiburan bagi anak. Sebelum pergi buat kesepakatan
mengenai apa saja yang akan dibeli.
-
Saya
bukan orang tua yang tak pernah mengajak jajan sama sekali. Kadang lidah
anak-anak juga perlu diajari untuk terbuka terhadap cita rasa baru yang belum
pernah dia coba. Namun biasanya saya juga memberi pengertian sebelumnya bahwa
jajan hanya boleh dilakukan sesekali saja (bukan untuk menjadi kebiasaan) dalam
porsi secukupnya, tidak berlebihan dan hanya makanan yang sehat saja yang boleh
dibeli.
3.
Orang
tua membangun kebiasan makan yang baik bagi anak
Saya dan suami
sepakat bahwa lima tahun pertama anak-anak adalah masapaling penting untuk
menanamkan nilai-nilai kebaikan yang akan terus mereka terapkan hingga dewasa.
Salah satu kebiasaan baik yang kami coba bangun di keluarga kami adalah dalam
hal makan dengan 7 value utama:
-
berdoa
sebelum dan sesudah makan
-
makan
dengan “sadar”: sambil duduk dan tidak sambil menonton televisi
-
makan
dengan mulut tertutup sehingga tidak bersuara
-
menjaga
kebersihan tangan dan tempat makan
§
biasanya
sebelum makan anak-anak saya ajak untuk mencuci tangan dengan sabun di bawah
alir yang mengalir. Kadang-kadang disisipi pesan positif de ngan menyanyi
bersama lagu “Sebelum kita makan dik, cuci tanganmu dulu. Menjaga kebersihan
dik, untuk kesehatanmu."
-
makan
secukupnya, tidak berlebihan
§
Sejak
berusia 3,5 tahun Almira sudah mulai bisa mengambil makanan sendiri lauk dan
sayur dari panci serta nasi dari magic jar. Biasanya saya berpesan
“ambillah secukupnya yang sekiranya akan kamu habiskan.”
-
belajar
makan sendiri sejak dini
§
Sejak
berusia 6 bulan dengan menerapkan Baby-Led Weaning saya tak hanya
mengajarkan pada anak-anak mengenai pentingnya makan dengan ”sadar” (mindful),
menikmati momen makan makanan sehat, tetapi juga kemandirian.
Almira sejak umur 6 bulan sudah dibiasakan makan "finger food" sendiri |
- makan makanan
sehat yang diolah dengan tepat
§
Saya
yakin jika lidah kita terbiasa makan makanan sehat, termasuk minim gula dan
garam, maka lidah kita akan peka terhadap zat tambahan makanan yang tidak
sehat. Contohnya saya yang tidak terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis
dengan gula putih menjadi sangat sensitif terhadap cake manis buatan toko roti,
meski dengan gula asli sekali pun. Harapan saya dengan membiasakan mengolah
sendiri makanan yang disajikan bagi anak-anak, kita bisa mengontrol sebrapa
tingkat manis dan gurihnya untuk melatih lidah anak-anak.
Selain 7 nilai utama di atas, “jajan” bagi kami bukan lah bentuk pengalih perhatian saat anak rewel. Karena jika tiap kali mereka menangis rewel lalu kami membawanya jajan maka pola tersebut akan terbentuk dan anak akan menggunakan tangisannya sebagai senjata untuk meminta apapun yang dia inginkan, bukan hanya jajanan.
Makanan
dalam kemasan atau jajanan juga tak pernah kami jadikan reward untuk
membujuk anak-anak agar mau makan. Kami ingin mengajak anak makan karena tubuh
mereka membutuhkannya, bukan semata-mata agar target yang kami tetapkan
tercapai.
4.
Bagaimana
agar tidak jajan di sekolah?
-
Sebelum
berangkat sekolah
-
Dengan
menyiapkan bekal dari rumah, kita tahu betul apa yang terkandung di dalam
makanan yang dimakan anak selama di sekolah
![]() |
Almira saat travelling naik kereta ke Jogja membawa bekal makanan menggunakan wadah Tupperware |
§
TIPS: Sifat makanan
berikut ini akan menambah cita rasa sajian makanan tapi perlu ditambah bahan kimia lagi:
- Pemanis alami: biasanya untuk makanan yang mengandung bahan berikut ini saya tak perlu menambah gula lagi atau dalam jumlah yang minim sekali: ubi, beet, jagung manis, wortel.
- Pemanis alami: biasanya untuk makanan yang mengandung bahan berikut ini saya tak perlu menambah gula lagi atau dalam jumlah yang minim sekali: ubi, beet, jagung manis, wortel.
- Pewarna alami:
makanan berikut ini bisa memberi warna menarik tanpa harus ditambah pewarna
makanan lagi:
merah : beet root ; oranye : wortel ; hijau : pandan ; jagung : kuning.
merah : beet root ; oranye : wortel ; hijau : pandan ; jagung : kuning.
- Penyedap rasa
alami: bawang putih, bawang merah, merica, gula+garam.
Memasak bekal memang tantangan bagi para ibu untuk memasak sajian yang tak kalah enak dibanding jajanan di sekolah. Ibu-ibu bisa googling resep masakan terutama untuk menu-menu yang proses memasaknya cepat, misalnya menu-menu yang bisa disiapkan sekaligus banyak dan bisa dibekukan (frozen food) seperti nugget dan bakso buatan sendiri. Beberapa resep bekal sehat dan praktis bisa Anda contek dari resep saya di sini. Bahkan buah pun bisa menjadi alternatif bekal sehat bagi anak.
-
Bekal
dari rumah jika dikemas dengan wadah yang tepat akan tetap terjaga
kebersihannya.
§
TIPS
MEMILIH WADAH MAKANAN YANG BAIK:
a.
Jika
memilih kemasan plastic, pastikan terdapat logo food grade yang aman
digunakan sebagai penyimpan makanan.
b.
Pilih
kemasan yang menyantumkan merek dan pastikan merek tersebut memiliki reputasi
yang baik.
c.
Jangan
tergiur kemasan makanan yang murah. Tupperware meskipun harganya sedikit lebih
mahal dibanding harga kemasan plastic yang dijual di pasar dan supermarket
namun memiliki garansi seumur hidup jika terjadi kerusakan. Lebih jauh mengenai
garansi bisa dibaca di sini.
5.
Pendidikan
finansial sejak dini
Permasalahan
jajan pada juga berkaitan erat dengan pendidikan finansial bagi anak-anak. Orang
tua bisa mengajarkan kebiasaan baik mengenai keuangan pada anak sejak dini
untuk bijak menggunakan uang, misalnya:
-
Jangan
biasakan memberi uang jajan pada anak, terutama bagi anak yang masih sangat
kecil. Namun saya juga sesekali mengajak anak-anak ke warung untuk memberi pengalaman
bagaimana cara bertransaksi dengan santun.
-
Berikan
celengan agar anak gemar menabung. Ajarkan mereka menggunakan kemasan bekas dan
tak perlu membeli celengan baru, misalnya botol air mineral atau kaleng
biskuit. Jika celengan sudah penuh, buka bersama anak dan gunakan uangnya untuk
membeli barang-barang bermanfaat yang memang diperlukan, misalnya peralatan
sekolah atau buku.
-
Tiap
ke masjid atau melihat kotak infak, biasanya saya mengajak Almira untuk
“menabung amal” dengan memasukkan uang ke kotak infak. Cara ini dapat digunakan
untuk menjelaskan pada anak bahwa uang yang dimasukkan tersebut nantinya
digunakan untuk orang-orang yang lebih membutuhkan, sehingga tidak seharusnya
kita berbuat boros.
Anak-anak Indonesia
merupakan aset penting bagi pembangunan di masa depan. Mereka tak hanya perlu
berbudi pekerti luhur, namun untuk terus produktif dan berprestasi perlu selalu
sehat lahir dan batin hingga mereka tua nanti. Maka sebagai orang tua kita
memiliki tanggung jawab untuk memberi teladan sekaligus membimbing anak-anak agar
memiliki kebiasaan baik sejak kecil yang berkaitan dengan sanitasi dan menjaga
kesehatan diri secara sadar dan mandiri. Untuk membangun masyarakat sehat, mari
kita mulai dari diri sendiri dan keluarga kita.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog
Tupperware “Aku Anak Sehat”.
Semoga bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment