Wednesday, July 16, 2014

Membangun Generasi Penerus Indonesia Yang Sehat dan Mandiri dari Rumah


Asisten Rumah Tangga (ART) saya punya anak berusia 5 tahun bernama Riko (bukan nama sebenarnya). Karena sebulan lebih Riko menderita batuk yang tak kunjung sembuh, saya berinisiatif membawa Riko dan ibunya ke Puskesmas dekat rumah untuk diperiksa dokter. Sesampainya di Puskesmas, dokter bertanya:
Dokter (D) : “Suka jajan sembarangan ya?”
ART: “Iya pak Dokter, sukanya es, permen, coklat, makanan ringan. Susah dikasih tau, Dok.”
D: “Loh, seharusnya Ibu yang mengatur anak. Bukan anak yang mengatur ibu.”

ZAT BERBAHAYA PADA JAJANAN ANAK-ANAK

Cerita di atas merupakan potret sebagian anak Indonesia. Menurut data BPOM Sahabat Ibu, Sebanyak 99% anak sekolah selalu jajan. Padahal sebanyak 59% - 70% jajanan di lingkungan tidak higienis. Di antara mereka tanpa dibekali pengetahuan yang cukup dan kebijaksanaan yang rendah dari orang tua seringkali jajan sembarangan sepulang sekolah. Fakta pahit ini dimanfaatkan betul bagi para pihak-pihak yang tak bertanggung jawab sebagai lahan untuk mengeruk keuntungan. Jajanan tidak sehat menjadi mudah ditemui di dekat rumah, kantin sekolah, hingga penjaja makanan dan minuman di pinggir jalan.  Daya tarik makanan-makanan tak layak konsumsi terletak pada warna yang mencolok, rasa yang sangat manis atau gurih. Tanpa anak-anak ketahui sesungguhnya dibalik jajanan tersebut terdapat banyak zat kimia berbahaya yang menghambat tumbuh kembang dan merugikan tubuh mereka, seperti:
  • Sakarin (pemanis buatan) : dalam jumlah banyak menyebabkan makanan menjadi pahit, konsumennya akan mengalami sakit kepala dan migrain, serta berrisiko mencetus tumor di kandung kemih.
  • Siklamat (pemanis buatan) : bersifat memicu kanker (karsinogenik) dan menyebabkan gangguan sistem pencernaan, khususnya pembentukan zat dalam sel
  • Penyedap rasa MSG (Monosodium Glutamat) : menyebabkan kerusakan beberapa sel saraf di dalam bagian otak (hypothalamus) bayi, merusak jaringan lemak, meningkatkan risiko kanker dan penyakit ginjal.
  • Formalin (pengawet non makanan dan disinfektan) : menyebabkan kerusakan hati, limpa, jantung, otak dan sistem saraf pusat.
  • Rhodamin B (pewarna tekstil dan kertas) : meningkatkan risiko kanker hati dan gangguan pencernaan.
  • Metanil yellow (pewarna tekstil dan cat) : meningkatkan risiko kanker.
ANCAMAN GANGGUAN KESEHATAN
Batuk berkepanjangan yang dialami Riko adalah salah satu akibat dari jajanan yang tidak sehat. Seperti yang disampaikan dr. Avie Andriyani pada situs ini, batuk hanya lah akibat jangka pendek yang bisa ditimbulkan, seperti juga pusing, mual, muntah dan diare. Zat tambahan berbahaya pada jajanan jika dikonsumsi berlebihan dan terus-menerus akan terakumulasi di dalam tubuh anak-anak dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang serius seperti kerusakan pada hati, otak, jantung, limpa, saluran cerna, sistem saraf pusat, dan bahkan bisa memicu terjadinya kanker. 
 Akibatnya permasalah kesehatan sering hingga di tubuh mereka dan menambah panjang “lingkaran setan” kemiskinan yang bisa jadi masalah serius bagi masa depan Indonesia: 

MARI MENJADI “SUPERHERO” BAGI ANAK-ANAK KITA
1.      Orang tua memberi keteladanan mengenai kecintaan pada makanan buatan ibu di rumah
Dalam peluncuran program kampanye “Aku Anak Sehat”, psikolog Dr. Rose Mini A. P. M. Psi yang akrab di panggil Bunda Romi menjelaskan bahwa orang tua dan guru berperan sangat penting dalam membentuk karakter hidup bersih, sehat dan mandiri pada anak karena mereka adalah orang terdekat yang dijadikan panutan bagi anak-anak.

2.      Orang tua memberi pengetahuan mengenai makanan sehat yang baik untuk dikonsumsi dan makanan mana yang harus dihindari. Berikut ini cara-cara yang kami lakukan:
-          Mendampingi anak saat menonton TV termasuk saat menonton iklan. Beri penjelasan mengenai makanan mana yang boleh dikonsumsi.
-          Dengan membaca buku bersama-sama terutama buku-buku mengenai sayur dan buah untuk menyampaikan kebaikan bahan makanan tersebut bagi kesehatan
-          Melibatkan anak-anak dalam kegiatan memasak terutama yang tidak berbahaya, misalnya mencuci sayuran, mengupas wortel dengan alat pengupas yang tidak tajam.
-          Mengajak berbelanja di pasar atau supermarket untuk memperkenalkan bahan-bahan makanan sehat. Sesekali anak-anak juga boleh membeli makanan buatan pabrik dengan panduan orang tua, misalnya: pilih yang kemasannya tertutup, perhatikan tanggal kadaluarsa, ijin BPOM dan label halal. Posisikan tempat berbelanja sebagai wahana edukasi bukan sarana hiburan bagi anak. Sebelum pergi buat kesepakatan mengenai apa saja yang akan dibeli.
-          Saya bukan orang tua yang tak pernah mengajak jajan sama sekali. Kadang lidah anak-anak juga perlu diajari untuk terbuka terhadap cita rasa baru yang belum pernah dia coba. Namun biasanya saya juga memberi pengertian sebelumnya bahwa jajan hanya boleh dilakukan sesekali saja (bukan untuk menjadi kebiasaan) dalam porsi secukupnya, tidak berlebihan dan hanya makanan yang sehat saja yang boleh dibeli.
  
3.      Orang tua membangun kebiasan makan yang baik bagi anak
Saya dan suami sepakat bahwa lima tahun pertama anak-anak adalah masapaling penting untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang akan terus mereka terapkan hingga dewasa. Salah satu kebiasaan baik yang kami coba bangun di keluarga kami adalah dalam hal makan dengan 7 value utama:
-          berdoa sebelum dan sesudah makan
-          makan dengan “sadar”: sambil duduk dan tidak sambil menonton televisi
-          makan dengan mulut tertutup sehingga tidak bersuara
-          menjaga kebersihan tangan dan tempat makan
§         biasanya sebelum makan anak-anak saya ajak untuk mencuci tangan dengan sabun di bawah alir yang mengalir. Kadang-kadang disisipi pesan positif de ngan menyanyi bersama lagu “Sebelum kita makan dik, cuci tanganmu dulu. Menjaga kebersihan dik, untuk kesehatanmu."
-          makan secukupnya, tidak berlebihan
§         Sejak berusia 3,5 tahun Almira sudah mulai bisa mengambil makanan sendiri lauk dan sayur dari panci serta nasi dari magic jar. Biasanya saya berpesan “ambillah secukupnya yang sekiranya akan kamu habiskan.”
-          belajar makan sendiri sejak dini
§         Sejak berusia 6 bulan dengan menerapkan Baby-Led Weaning saya tak hanya mengajarkan pada anak-anak mengenai pentingnya makan dengan ”sadar” (mindful), menikmati momen makan makanan sehat, tetapi juga kemandirian. 
Almira sejak umur 6 bulan sudah dibiasakan makan "finger food" sendiri
- makan makanan sehat yang diolah dengan tepat
§         Saya yakin jika lidah kita terbiasa makan makanan sehat, termasuk minim gula dan garam, maka lidah kita akan peka terhadap zat tambahan makanan yang tidak sehat. Contohnya saya yang tidak terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis dengan gula putih menjadi sangat sensitif terhadap cake manis buatan toko roti, meski dengan gula asli sekali pun. Harapan saya dengan membiasakan mengolah sendiri makanan yang disajikan bagi anak-anak, kita bisa mengontrol sebrapa tingkat manis dan gurihnya untuk melatih lidah anak-anak.

Selain 7 nilai utama di atas, “jajan” bagi kami bukan lah bentuk pengalih perhatian saat anak rewel. Karena jika tiap kali mereka menangis rewel lalu kami membawanya jajan maka pola tersebut akan terbentuk dan anak akan menggunakan tangisannya sebagai senjata untuk meminta apapun yang dia inginkan, bukan hanya jajanan.
Makanan dalam kemasan atau jajanan juga tak pernah kami jadikan reward untuk membujuk anak-anak agar mau makan. Kami ingin mengajak anak makan karena tubuh mereka membutuhkannya, bukan semata-mata agar target yang kami tetapkan tercapai.
4.      Bagaimana agar tidak jajan di sekolah?
-          Sebelum berangkat sekolah
-          Dengan menyiapkan bekal dari rumah, kita tahu betul apa yang terkandung di dalam makanan yang dimakan anak selama di sekolah

Almira saat travelling naik kereta ke Jogja membawa bekal makanan menggunakan wadah Tupperware
§         TIPS: Sifat makanan berikut ini akan menambah cita rasa sajian makanan tapi perlu ditambah bahan kimia lagi:
- Pemanis alami: biasanya untuk makanan yang mengandung bahan berikut ini saya tak perlu menambah gula lagi atau dalam jumlah yang minim sekali: ubi, beet, jagung manis, wortel.
- Pewarna alami: makanan berikut ini bisa memberi warna menarik tanpa harus  ditambah pewarna makanan lagi:
merah : beet root ; oranye : wortel ; hijau : pandan ; jagung : kuning.
- Penyedap rasa alami: bawang putih, bawang merah, merica, gula+garam.

Memasak bekal memang tantangan bagi para ibu untuk memasak sajian yang tak kalah enak dibanding jajanan di sekolah. Ibu-ibu bisa googling resep masakan terutama untuk menu-menu yang proses memasaknya cepat, misalnya menu-menu yang bisa disiapkan sekaligus banyak dan bisa dibekukan (frozen food) seperti nugget dan bakso buatan sendiri. Beberapa resep bekal sehat dan praktis bisa Anda contek dari resep saya di sini. Bahkan buah pun bisa menjadi alternatif bekal sehat bagi anak. 
-          Bekal dari rumah jika dikemas dengan wadah yang tepat akan tetap terjaga kebersihannya.
§         TIPS MEMILIH WADAH MAKANAN YANG BAIK:
a.      Jika memilih kemasan plastic, pastikan terdapat logo food grade yang aman digunakan sebagai penyimpan makanan. 

b.      Pilih kemasan yang menyantumkan merek dan pastikan merek tersebut memiliki reputasi yang baik.
c.       Jangan tergiur kemasan makanan yang murah. Tupperware meskipun harganya sedikit lebih mahal dibanding harga kemasan plastic yang dijual di pasar dan supermarket namun memiliki garansi seumur hidup jika terjadi kerusakan. Lebih jauh mengenai garansi bisa dibaca di sini 
 
5.      Pendidikan finansial sejak dini
Permasalahan jajan pada juga berkaitan erat dengan pendidikan finansial bagi anak-anak. Orang tua bisa mengajarkan kebiasaan baik mengenai keuangan pada anak sejak dini untuk bijak menggunakan uang, misalnya:
-          Jangan biasakan memberi uang jajan pada anak, terutama bagi anak yang masih sangat kecil. Namun saya juga sesekali mengajak anak-anak ke warung untuk memberi pengalaman bagaimana cara bertransaksi dengan santun.
-          Berikan celengan agar anak gemar menabung. Ajarkan mereka menggunakan kemasan bekas dan tak perlu membeli celengan baru, misalnya botol air mineral atau kaleng biskuit. Jika celengan sudah penuh, buka bersama anak dan gunakan uangnya untuk membeli barang-barang bermanfaat yang memang diperlukan, misalnya peralatan sekolah atau buku.
-          Tiap ke masjid atau melihat kotak infak, biasanya saya mengajak Almira untuk “menabung amal” dengan memasukkan uang ke kotak infak. Cara ini dapat digunakan untuk menjelaskan pada anak bahwa uang yang dimasukkan tersebut nantinya digunakan untuk orang-orang yang lebih membutuhkan, sehingga tidak seharusnya kita berbuat boros.

Anak-anak Indonesia merupakan aset penting bagi pembangunan di masa depan. Mereka tak hanya perlu berbudi pekerti luhur, namun untuk terus produktif dan berprestasi perlu selalu sehat lahir dan batin hingga mereka tua nanti. Maka sebagai orang tua kita memiliki tanggung jawab untuk memberi teladan sekaligus membimbing anak-anak agar memiliki kebiasaan baik sejak kecil yang berkaitan dengan sanitasi dan menjaga kesehatan diri secara sadar dan mandiri. Untuk membangun masyarakat sehat, mari kita mulai dari diri sendiri dan keluarga kita.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Tupperware “Aku Anak Sehat”.
Semoga bermanfaat :) 


No comments:

Post a Comment