Sunday, May 11, 2014

Kembalikan Dunia Bermain bagi Anak-anak


               Dalam pertunjukan stand-up comedy “Mesakke Bangsaku”, Pandji Pragiwaksono serius mengatakan “Bermain adalah saat anak-anak belajar dengan suka rela.” Bermain memang aktivitas yang tak terpisahkan dari dunia anak-anak. Dalam bermain, mereka juga belajar. Sejak bayi, seorang anak sudah mengeksplorasi dunianya dengan cara bermain, misalnya dengan memasukkan jarinya ke dalam mulut dan bermain ci-luk-ba (peek-a-boo) bersama ibunya sambil belajar konsep ada dan tiada.

ANAK-ANAK YANG SIBUK
Cuplikan video "Menjadi Seorang Anak Kecil"
Sayangnya anak-anak masa kini terutama yang tinggal di perkotaan semakin terjebak dalam kesibukan. Pada video berjudul “Anak-anak Yang Sibuk” yang diunggah Rinso ke Youtube digambarkan setiap hari mereka menghabiskan waktu lebih banyak untuk belajar daripada waktu yang orangtua mereka habiskan di kantor. Bahkan dalam video lain berjudul “Menjadi Seorang Anak Kecil”, ada anak yang saking sibuknya belajar menghabiskan waktu hingga 39,5 jam belajar per minggu. Padahal dari 24 jam kesibukan anak-anak di sekolah, les, mengerjakan PR, waktu yang paling anak-anak sukai justru bermain bersama teman-teman.


PENTINGNYA BERMAIN


Pesan moral yang disampaikan video-video di atas hampir sama, bahwa tak semua bisa dipelajari di sekolah, sehingga anak-anak perlu bermain. Menurut Rinso, dengan bermain anak-anak mendapat setidaknya empat manfaat utama berikut ini:
           
1. Mendapat teman dan belajar bergaul
Pertengkaran yang terjadi saat bermain mengajarkan anak-anak meminta maaf dan memaafkan. Berebut mainan adalah saat anak-anak belajar negosiasi dan berbagi. Bermain bersama teman-teman adalah saat anak-anak merasakan indahnya persahabatan.











2. Mengetahui banyak hal

Dengan bermain, banyak hal bisa dipelajari. Seperti pada foto di samping, Bimo yang masih batita bermain jungkir balik sehingga mengetahui bahwa dunia bisa dilihat dari sudut pandang sebaliknya, dengan meniru gerakan Almira, kakaknya. 





   3. Belajar sendiri
               

Almira bermain sambil belajar memarut wortel

Dengan bermain, anak-anak belajar caranya belajar. Apa yang mereka dapatkan melalui bermain bukan informasi yang spesifik tetapi juga merangkai perilaku yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah (Sutton-Smith 1997). 




 4. Fungsi tubuh berkembang
               
Bermain dengan cara menggerakkan tubuh secara aktif bermanfaat agar tubuh anak berkembang dengan sehat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion Centers for Disease Control (CDC) pada 2008, angka kejadian obesitas (kegemukan) pada anak-anak berusia 6 – 11 tahun meningkat lebih dari dua kali lipat pada 20 tahun belakangan ini, hingga 17% di usia ini.  CDC menyimpulkan adanya faktor utama yang hilang, yaitu aktivitas fisik tingkat moderat selama setidaknya SATU jam per hari.
          
  Satu lagi manfaat bermain yang tak kalah penting namun tidak ditunjukkan dalam video di atas adalah menjalin kelekatan antara anak dan orang tuanya.



Berbagai upaya kami lakukan agar waktu bermain bagi anak-anak tetap melimpah. Saat kami memutuskan untuk menyekolahkan Almira di usia 3 tahun 3 bulan, 2 faktor paling penting bagi kami adalah: DURASI sekolah yang singkat (jam 8.30 – 11.00) sehingga ia masih punya lebih banyak waktu untuk bermain dengan bebas, dan ketersediaan RUANG TERBUKA HIJAU dengan sarana bermain yang lebih banyak dibanding jika mereka berada di rumah. Hal ini penting agar masa sekolah tak merenggut masa kanak-kanak yang memang perlu diisi dengan wajah “bermain” bukan wajah tertekan karena “belajar”. Agar anak-anak memiliki lebih banyak waktu bermain secara aktif, kami juga membatasi penggunaan perangkat elektronik, misalnya hanya boleh menonton TV di sore hari pada hari libur sekolah dan TV harus sudah mati setelah terdengar adzan Maghrib. Penggunaan smartphone juga sangat dibatasi maksimal 1 jam per hari. Peraturan yang terakhir ini juga berlaku bagi saya, kecuali saat anak-anak sedang tidur :D

Referensi:

Study: CDC's National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. Division of Adolescent and School Health. Childhood Obesity. 20 October 2008.

Sutton-Smith, Brian. (1997). The Ambiguity of Play. Cambridge, Mass.: Harvard University Press.

Baca juga artikel: 
"Wajah Bermain Sebanyak Anak-anak Ingin
"Bermain dari Sudut Pandang Anak-anak"

Keduanya diikutsertakan dalam #KidsToday yang diadakan www.theurbanmama.com dan @MissResik Rinso Indonesia 


18 comments:

  1. Nawri Yulan Yulinda AlbadruMay 12, 2014 at 2:21 AM

    Saya dan suami sedang terus menjaga berkomitmen untuk NO TV, kecuali malam hari saat si kecil sudah tidur. Pun begitu dia terbangun, TV langsung dimatikan. Namun untuk penggunaan smartphone+laptop saya akui masih sangat sulit untuk dikurangi penggunaanya hiks..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salah satu cara mengajari yg paling ngga mudah adalah memberi contoh ya mba. Untungnya acara tv favorit saya cuma tayang malem setelah anak2 tidur. Itu pun cuma seminggu sekali

      Delete
  2. Melihat wajah anak sibuk bermain memang berbeda dengan wajah anak yang sibuk menonton tv atau bermain perangkat teknologi... Sebagai orangtua baru kami pun selalu berusaha membuat senyum ceria anak kami melalui dunia bermainnya baik main dg kami atau teman2nya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wajah ceria anak-anak pasti menular ke orang tuanya dan begitu pula sebaliknya ya Mbak.

      Delete
  3. Ga nyangka ada foto-foto ini. Hehehe...

    Anak-anak tentu saja berkeinginan untuk terus bermain karena rasa tahunya yang tak terbatas, kecuali saat mereka merasakan kelelahan dan perlu untuk beristirahat. Yang perlu dijaga adalah stamina para orang tua ketika mendampingi mereka sehingga mampu menjadi orang tua yang hebat, warga dunia yang hebat, serta menjadi kontributor yang hebat.

    Salam, @MasNovanJogja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kecuali foto nomer 3 yg kakak lagi masak ya. Itu kan ambil dr hp Ayah :D
      Thanks for being such a great Dad ya Yah

      Delete
  4. Dan permainan yg paling menyenangkan buat anak adalah bermain bersama orangtuanya :)
    *pengalaman pribadi.. Hihi

    Thx for sharing ya bun bun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaaa....mumpung masih balita.ntar kalo udh gedean dikit maunya main sama temen2nya terus kitanya yg bingung masih pengen nguyel2 :D

      Delete
  5. senangnya melihat wajah anak ceria tanpa beban...

    tapi sayang masih banyak orang tua yang terobsesi sehingga anaknya dimasukan les ini les itu, entah itu karena ingin anaknya terlihat lebih atau obsesi orang tua yg tidak terwujud sehingga anaknya yang kelak akan mewujudkan obsesi orang tua.
    Apalagi durasi sekolah yang lama dari pagi hingga sore

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kadang2 mungkin lingkungan tempat tinggal ngga memungkinkan utk bergaul dgn teman2 sebaya.jd drpd nganggur di rumah jd dileskan aja.tp klo kayak les2 bimbel gtu memang karna tuntutan dunia pendidikan makin tinggi.ngejar nilai aja jadinya.sedih ya :,(

      Delete
  6. Kirain cuma anak saya aja yang hobi manjat galon minuman, Mbak, hahaha... Alhamdulillah kalau teman di lingkungan sekitar sih banyak, makanya masih menimbang-nimbang juga mau masuk PAUD atau tidak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bikin deg2an ya kalo anak2 udah manjat2 gitu. padahal mereka stay cool aja :D
      IMHO kalo temen main di lingkungan sekitar banyak dan anaknya belum minta sekolah sih biar dia menikmati belajar sama ibunya di rumah aja dulu mba. Kami akhirnya nyekolahin Almira karna dia minta terus. Untungnya nemu sekolah yg judulnya "Rumah Bermain" jadi cuma pindah tempat main aja dua hari sekali :)

      Delete
  7. enaknya lg kalo lingkungan sekitar ada anak yg umrnya sama,sekolahnya brg jg..hr gini mah susah,jd nya kebanyakan maen dirmh d..but its ok drpd ntn tv teruss #latepost

    ReplyDelete
    Replies
    1. checklistnya jd nambah nih buat keluarga muda yg lg milih hunian :D jd ortu emang harus kreatif ngajak anak2 main ya jadinya

      Delete
  8. Faktor lingkungan tmp tinggal jg berpengaruh bagi ank...PR jg buat saya, krna lingkunan rmh yg sangat mengkhawatirkan , dan hrs ekstra pengawasan dr org tua...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi berita kriminal di mana2 jd bikin makin takut nglepas anak2 begitu aja ya Bun.moga2 anak kita slalu dlm lindungan Tuhan

      Delete