Sunday, May 18, 2014

Disiplin dalam Pengobatan: Kunci Hindari TB Resistan


Gambar di samping adalah screen capture testimoni singkat (sudah seijin yang bersangkutan) dari mantan pengidap TB resistan obat. Rani yang pernah berkomentar di artikel saya sebelumnya mengenai TB ini akhirnya sembuh dari TB Resistan Obat karena kedisiplinan. Ia bukan satu-satunya penderita TB resistan obat di Indonesia. Diperkirakan ada sekitar 6.900 pasien TB resistan obat di Indonesia yang berhasil ditemukan, yaitu 1,9% di antaranya merupakan kasus baru sedangkan 12% adalah yang menjalani pengobatan ulang. Indonesia menduduki peringkat 8 dari 27 negara dengan jumlah penderita TB MDR terbanyak di dunia.

Apakah TB Resistan Obat?
TB resisten obat adalah jenis penyakit TB yang disebabkan kuman Mycobacterium Tuberculosis yang telah mengalami kekebalan terhadap Obat Anti TB (OAT). Berdasarkan Guidelines for the management of drug resistant tuberculosis emergency update oleh WHO (2008) resistan terhadap Obat Anti TB dinyatakan bila hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien TB menunjukkan adanya pertumbuhan Mycobacterium Tuberculosis “in vitro” saat terdapat satu atau lebih OAT.


Kategorisasi TB Resistan Obat:  
  1. Mono resistan : bakteri TB resistan terhadap satu OAT lini pertama
  2. Poli resistan : bakteri TB resistan terhadap lebih dari satu OAT lini pertama selain kombinasi isonazid dan rifampisin
  3. Multi Drug Resistant (MDR) : bakteri TB resistan terhadap sekurang-kurangnya isoniazid dan rifampisin
  4. Extensively Drug Resistant (XDR): bakteri TB kebal terhadap salah satu obat golongan fluoroquinolon dan minimal salah satu dari OAT jenis injeksi lini kedua (kapreomisin, kanamisin dan amikasin)
Siapa yang berisiko terjangkit TB-MDR?
1. Pengidap TB yang pengobatannya tidak tuntas
2. Pernah menderita TB sebelumnya atau pernah memiliki riwayat pengobatan TB sebelumnya
3. Tinggal di wilayah yang memiliki angka kejadian TB MDR yang tinggi
4. Sering berinteraksi dengan penderita TB resistan obat

Bagaimana kuman TB bisa kebal? 

Sumber gambar bakteri TB: www.vetheksozluk.com
Menurut Kepala Laboratorium Mikrobiologi Hamsa Multisains Indonesia, bakteri adalah makhluk hidup yang memiliki kemampuan bertahan hidup dan adaptasi yang sangat tinggi terhadap perubahan lingkungan. Salah satu faktor utama penyebab bakteri kebal antibiotik seperti Obat Anti TB adalah terbentuknya bakteri mutan. Proses reproduksi bakteri yang sangat cepat yang berlangsung sekitar 30 menit hingga beberapa jam memungkinkan terjadinya mutasi (perubahan struktur genetik) satu atau beberapa sel secara spontan, dengan kecepatan terbentuknya bakteri mutan, satu dari 10 juta hingga 10 milyar sel bakteri baru. Bakteri mutan ini memiliki kemampuan untuk bertahan dari antibiotik, termasuk antibiotik untuk mengobati TB. Bakteri penyebab TB juga bisa kebal terhadap OAT yang tergolong antibiotik karena ketidakdisiplinan pasien dalam mengonsumsi obat. 

Betapa hebatnya makhluk kecil bernama kuman kan? 
Tapi apakah manusia mau kalah begitu saja dengan bakteri penyebab TB? Tentu TIDAK!

Pentingnya menjaga diri
Pengobatan TB Resistan Obat, terutama TB MDR dan TB XDR lebih tidak mudah dibanding pengobatan terhadap kuman TB yang masih sensitif. Selain pengobatannya memerlukan waktu yang lebih lama dengan biaya yang lebih mahal, paduan jumlah obat yang lebih banyak juga menimbulkan efek samping yang lebih berat.
Berikut ini adalah beberapa cara mencegah terjangkit TB resisten obat atau TB-MDR:
  1. Menjaga kebersihan diri, misalnya mencuci tangan setelah bepergian, setelah buang air besar/kecil di toilet, sebelum dan sesudah makan.
  2. Bergaya hidup sehat: mengonsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat cukup dan rutin berolahraga
  3. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan memastikan adanya sirkulasi udara serta paparan cahaya matahari ke dalam rumah. 
Bagaimana jika sudah terlanjur terjangkit TB-MDR?
1. Konsultasikan pada dokter obat yang harus dikonsumsi sehingga resep yang diberikan tepat sesuai diagnosis.
2. Mengonsumsi OAT sesuai petunjuk dokter hingga seluruh proses pengobatan dinyatakan selesai oleh dokter, meskipun pasien sudah merasa kondisinya membaik, gejala penyakitnya hilang dan berat badannya naik.

Tips Ingat Minum Obat:
1. Letakkan obat di tempat yang sering terlihat namun tetap aman dari jangkauan anak-anak yang tidak berkepentingan.
2. Buat jadwal minum obat yang dikaitkan dengan aktivitas lainnya, misalnya: minum obat setelah makan siang.
3. Bila perlu, gunakan alarm di jam meja atau telepon genggam (jika tersedia) dengan suara melengking.

Jika Anda merasa perlu mengonfirmasi apakah diri Anda atau orang-orang di sekitar Anda terjangkit TB Resistan Obat serta memerlukan pengobatan lebih lanjut, silakan hubungi Rumah Sakit yang terdekat dengan tempat tinggal Anda. Pilihannya sebagai berikut:
  1. RS Persahabatan (Jakarta)
  2. RS dr. Sutomo & RS. Dr. Syaiful Anwar (Jawa Timur)
  3. RS dr. Moewardi (Jaw Tengah)
  4. RSUD Labuang Baji (Sulawesi Selatan)
  5. RS Hasan Sadikinn (Bandung – Jawa Barat)
  6. RS Adam Malik (Sumatera Utara)
  7. RS Sanglah (Bali)
  8. RS dr. Sardjito (D.I. Yogyakarta)
  9. RSUD Jayapura (Papua)
  10. RSUD Depati Hamzah (Bangka – Belitung)
  11. RSUD Arifin Ahmad (Kep. Riau)
  12. RSUD Ahmad Mohtar (Sumatera Barat)

Sumber:
Strategi nasional pengendalian tb di indonesia 2010-2014: www.pppl.depkes.go.id/_asset/_regulas/STRANAS_TB.pdf 
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/06/30/memahami-penyebab-bakteri-kebal-antibiotik-572551.html  

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog di http://blog.tbindonesia.or.id/ 

No comments:

Post a Comment